Topic : Academic
“Dalam jangka panjang kita semua akan mati,” kata John Maynard Keynes. Benar. Tetapi bisakah dalam jangka pendek ditemukan cara untuk memanjangkan waktu dalam jangka panjang itu? Bila ya, bagaimana dan berapa biayanya?
Orang memang memimpikan untuk bisa hidup hingga 1000 tahun sejak dulu. Berbagai upaya dilakukan untuk itu dan tidak sedikit yang mengalami kegagalan. Namun, perkembangan bioteknologi yang pesat beberapa dekade terakhir memungkinkan hal itu terwujud.
Salah satu yang melakukan riset untuk mencegah penuaan adalah Dr. Aubrey de Grey, periset independen di Cambridge, Inggris. Ia menggunakan pendekatan yang disebutnya Strategies for Engineered Negligible Senescence (SENS).
Menurut Dr. de Gray ada tujuh hal penyebab kematian yakni kehilangan sel, apoptosis-resistance (kecenderungan sek untuk menolak kematian ketika saatnya tiba), mutasi gen pada inti sel, mitochondria (pusat sumber tenaga sel), akumulasi sampah pada sel serta akumulasi bahan kimia yang tak perlu dalam sel.
Mitochondria adalah tempat gula diubah menjadi energi dengan memanfaatkan oksigen untuk pembakaran. Energi yang dihasilkan kemudian disalurkan kepada sel-sel yang membutuhkan. Mahluk berdarah panas seperti manusia membutuhkan oksigen dalam jumlah banyak untuk proses oksidasi tersebut dan sebagian akhirnya menjadi radikal bebas. Radikal bebas inilah merusak molekul dalam tubuh seperti DNA dan protein. Oleh karena itu, membersihkan radikal bebas dari tubuh dapat memperlambat proses penuaan. Dan senyawa kimia yang dapat menghilangkan radikal bebas lazim disebut antioksidan.
Pakar Gerontologi Dr. Bruce Ames dari Universitas Kalifornia di Berkeley, AS yang selama ini menekuni tentang penyakit kanker. Ia menemukan bahwa kerusakan dari beberapa gen disebabkan oleh kanker. Gen itu seolah deprogram untuk membantu eksistensi tumor dengan cara menghentikan proses pembelahan sel. Kerusakan bisa pula diakibatkan proses oksidasi.
Beberapa tahun lalu Dr. Ames melakukan percobaan pada tikus dengan memberinya asupan berupa acetyl carnitine dan lipoic acid yang mampu meningkatkan daya ingat tikus-tikus itu. Hal itu karena fungsi enzim Carnitine Acetyltransferase yang terdapat di dalam Mitochondria terbantu melalui asupan tersebut.
Mengapa upaya memperpanjang usia sekaligus mempertahankan kesehatan dibutuhkan? Hal itu agar meski lanjut usia orang tetap bisa produktif atau biasa disebut dengan istilah Active Aging.
Dalam rangka memahami lebih dalam topik tersebut maka pada tanggal 26 Januari 2008 mendatang akan diselenggarakan seminar terbatas “ Active Aging to Slowdown the Aging Process” yang diselenggarakan Rektor Universitas Indonesia Prof. Dr. Gumilar R. Somantri bertempat di Gedung Rektorat Ui Jl. Salemba No. 4, Jakarta.
Selaku Ketua Panitia Seminar adalah Prof. Dr. Tri Budi W. Rahardjo (61) dari Pusat Penelitian Kesehatan UI. Ada empat pembicara yang menurut rencana tampil dalam acara tersebut yakni dr. Boenjamin Setiawan, PhD (“Stem Cell to Slowdown TheAging Process”), Dr. Heriawan (“Successful Aging”), Dr. Marta Tilaar (“Indegenous Plants and Anti Aging”) dan Aris Ananta ("Health and Wellbeing").
Bagaimana pendapat Anda?
Sumber : "Abolishing Ageing : How To Live Forever?" The Economist, 3 Januari 2008
Friday, January 4, 2008
Menuju Active Aging
Subscribe to:
Comment Feed (RSS)
|