Google

Saturday, January 26, 2008

Dari Seminar "Active Aging to Slowdown the Aging Process" : Puasa Senin – Kamis Bisa Memperlambat Proses Penuaan







Topic : Academic, Business, Government

Ruang rapat di Gedung Rektorat UI Lantai 3 Jl. Salemba Raya No. 4, Jakarta yang berkapasitas maksimal 100 orang, Sabtu, 26 Januari 2008 itu tampak penuh sesak. Peserta seminar setengah hari ”Active Aging to Slowdown the Aging Process “ itu tampak antusias mengikuti seminar yang menampil pembicara dr. Boenjamin Setiawan,PhD (SCI), Dr. Martha Tilaar (Grup Martha Tilaar), Dr. Heriawan Soejono (Unit Geriarti FKUI) serta Dr. Aris Ananta dan Dr. Eva N. Arifin (Iseas) dan Prof. Tribudi dari Pusat Penelitian Kesehatan UI.

Mengapa proses penuaan diseminarkan? Menurut dr. Boenjamin Setiawan, PhD, salah satu pembicara, semua mahluk pada akhirnya akan menjadi tua. Pohon yang berumur panjang adalah pohon Cypress di California, AS yang umurnya bisa ribuan tahun dengan tinggi mencapai 52 meter dan batangnya memiliki jari-jari 3 meter.

Apa rahasia agar suatu mahluk hidup bisa hidup lama? Tak lain bahwa harus tumbuh terus. Bila suatu mahluk berhenti tumbuh maka dia akan mati.

Analogi yang sama dapat diterapkan pada manusia. Walaupun umurnya sudah lanjut diharapkan kaum lansia tetap bisa aktif berpikir dan bekerja agar bisa hidup lebih panjang. Mantan PM Singapura Lee Kuan Yew mengatakan,” Don’t stop working because if you retired you are waiting for your dead.”

Dalam kesempatan menyampaikan makalah berjudul “Stem Cell to Slowdown the Aging Process” tersebut, dr. Boen mengungkapkan pentingnya akademisi bekerjasama dengan bisnis Hal itu karena akademi adalah tempatnya sumber daya manusia terdidik sekaligus sumber ilmu pengetahuan dan teknologi. Oleh karena alokasi dan R&D umumnya kecil sebaiknya difokuskan pada ilmu terapan. Dalam hal ini bisnis adalah tempat untuk mengkonversi iptek menjadi produk praktis yang bermanfaat bagi masyarakat. Sementara, bisnis adalah tempat untuk mengonversi iptek menjadi produk praktis yang bermanfaat bagi masyarakat. Pemerintah adalah katalisator untuk menciptakan peraturan yang kondusif untuk inovasi melalui R&D. Oleh karena itu ABG harus membentuk kerjasama ABG yang terintegrasi secara ”Seamless” dan mengubah budaya mempersulit menjadi budaya gotong royong.

Menurut dr. Boen ada lima proses penuaan yang masing terdiri dari 5 teori patogenesis, 5 faktor pengaruh, 5 faktor gaya hidup, 5 penyakit utama dan 5 upaya tindakan atau pengobatan.

Teori patogenesis terdiri dari teori genetik yang membahas mengenai kerusakan DNA, teori Reactive Oxygen Species (ROS) yang membahas kerusakan sel akibat oksidasi, teori apoptosis, teori hormon yang memanfaatkan hormon pertumbuhan dan teori stem cell.

Faktor pengaruh terdiri dari faktor kerusakan DNA, faktor gaya hidup, faktor Calorie Restriction and Adequate Nutrition (CRAN), faktor gen atau keturunan dan faktor mental, psikologis dan stress.

Yang paling mudah dipengaruhi adalah faktor gaya hidup .Pertama, adalah CRAN (Calorie Restriction and Adequate Nutrition). Dengan mengurangi kalori dan melakukan puasa teratur maka umur manusia bisa bertambah 30 – 40 tahun. Kedua, minum obat antiaging seperti antioksidan,DHA, hormon pertumbuhan dapat memperpanjang usia 20-30 tahun. Ketiga, gerak badan dan olah raga teratur (lari pagi) dapat menambah usia 20-30 tahun. Sedangkan, sifat optimis banyak ketawa, bergembira dan berlibur teratur serta melakukan pemeriksaan secara teratur mampu memperpanjang umur antara 15 dan 20 tahun. ”Sebetulnya budaya Puasa Senin-Kamis di Indonesia ada manfaatnya (untuk memperpanjang usia) , ” kata dr. Boen. Ia mengaku sudah tidak makan nasi untuk mengurangi asupan kalori tetapi bahan makanan yang mengandung protein tetap dikonsumsi.

Sedangkan lima penyakit utama kaum lansia adalah pertama penyakit Kardiovaskuler, Atherosklerosis, Tekanan Darah Tinggi mengakibatkan AMI dan Stroke.Kedua, kanker, karena mekanisme kekebalan tubuh lansia menurun. Ketiga, infeksi, terutama Bronchpneumoni karena imunitas menurun.Keempat, Osteo-arthritis dan kelima diabetes.

Adapun panca tindakan atau pengobatan yang dapat dilakukan pada kaum lansia antara lain berupa 1) Terapi Gen, tetapi masih lama pelaksanannya, 2) Suplementasi hormonal, tetapi saat ini masih kontradiktif 3) Modulasi Nutrisi atau you are what you eat atau CRAN. Ini yang paling murah dan dianjurkan. 4) intervensi dengan antioksidan idan dan lain-lain molekul (Q10, Glisodin dll). 5) Transfusi Stem Cell (EPC, Adipose DMSC, dll)

Menurut dr. Boen terapi stem cell saat ini memang masih mahal. Biaya mahal karena stem cell harus dipisahkan dan dikembangbiakan. Dikembangbiakan mahal karena penelitian tersebut mahal dan kebanyakan dilakukan di Barat.”Tetapi kalau sudah banyak dilakukan seperti di RRC dan India , pasti biayanya tidak akan mahal lagi,” ujarnya.

Sementara Dr. Martha Tilaar dalam presentasinya “Traditional and Natural Values to Improve the Beauty of Older Person” mengharapkan agar bangsa ini dapat melestarikan budaya dan kearifan lokal yang dimiliki sejak dulu. Seperti tradisi Tanaman Obat Keluarga (TOGA) yang dulu pernah eksis. Saat ini dari sekitar 30.000 spesies tanaman obat yang dimiliki Indonesia perusahaannya baru memanfaatkan sekitar 700 spesies saja.

Selain itu, di herbal, ada konsep healing power. ”Tubuh kita minum dan tubuh kita yang menyembuhkan sendiri. Di herbal medicine juga ada konsep substance,” Martha Tillaar menambahkan.

Pada kesempatan itu, juga dicanangkan tentang pendirian ICADS (International Center for Aging and Development Studies) yang diketuai Prof. Tribudi W. Rahardjo, dengan wakil Dr. Eva N. Arifin. Pertemuan lanjutan akan diselenggarakan termasuk untuk keperluan penghimpunan dana. UI akan mendirikan tempat untuk kegiatan ini, bahkan rumah rektor dapat digunakan untuk pertemuan ICADS.

Dalam seminar itu juga diselenggarakan sebuh riset kesehatan kecil-kecilan yang menunjukkan bahwa dari peserta seminar yang berusia 60 tahun ke atas ternyata 33% menderita hipertensi.

Bagaimana pendapat Anda?