Google

Wednesday, January 9, 2008

Kenangan Emil Salim Atas Kearifan Lokal di Masa Kecilnya

Topic : Academic

By Ari Satriyo Wibowo

Emil Salim adalah salah satu mantan menteri yang kenyang dengan pelbagai jabatan. Dia pernah menjabat sebagai Menteri Negara Penyempurnaan dan Pembersihan Aparatur Negara merangkap Wakil Kepala Bappenas (1971-1973), Menteri Perhubungan (Kabinet Pembangunan II 1973-1978), Menteri Negara Urusan Kependudukan dan Lingkungan Hidup (Kabinet Pembangunan III 1978-1983) dan Menteri Negara Pengawasan Pembangunan dan Lingkungan Hidup (Kabinet Pembangunan IV dan Kabinet Pembangunan V 1983-1993). Kini ia tetap giat sebagai aktivis lingkungan.




Pria kelahiran Lahat, Sumatera Selatan, 8 Juni 1930 itu terkadang merindukan masa kecilnya yang indah di Lahat dulu. Berbagai kearifan lokal masa lalu kini sudah banyak yang dilupakan orang. Berbagai pelajaran jungle survival dipelajarinya di masa kecil.

Beberapa teknik bertahan hidup di hutan tropis yang dipelajari Emil Salim sewaktu kecil adalah sebagai berikut : Bila seseorang bermaksud mencari makanan di hutan maka carilah di mana komunitas Beruk (sebangsa monyet atau kera ) berada. Lihatlah sisa-sisa kulit dari buah-buahan yang dimakan si Beruk.Itu menandakan buah tersebut dapat dimakan dan tidak beracun. Segala buah-buahan yang dapat dimakan oleh si Beruk maka dapat pula dimakan oleh manusia. Mengapa? ”Karena perut Beruk pada dasarnya mirip dengan perut yang dimiliki manusia, ” ujar Emil Salim.

Kemudian bila di sana ada gajah maka carilah di mana tempat gajah buang hajat. Dipastikan di dalam onggokan tinja gajah yang menggunung itu di dalamnya ada buah duriannya. Durian itu tetap utuh karena gajah hanya memanfaatkan bagian kulit durian yang kasar untuk membersihkan bagian lambungnya. Jadi ketika keluar buah durian sudah gundul tetapi isinya tetap utuh dan rasa menjadi paling lezat di seluruh dunia karena di dalam perut gajah telah terjadi proses fermentasi. Mirip seperti kopi yang difermentasi di dalam perut binatang Luwak (sejenis musang).

Bagaimana jika merasa haus di hutan? Cari saja batang bambu di hutan karena di dalam batangnya pasti menyimpan air.

Bagaimana bila di hutan kehilangan arah? Gunakan hewan Lintah sebagai kompas alamiah. Sebab, hewan lintas kepalanya selalu mengarah menghadap Matahari. Bila arah Timur atau Barat sudah diketahui maka mudahlah mencari arah Utara dan Selatan.

Emil Salim juga amat kagum dengan kearifan lokal yang dimiliki masyarakat Badui, baik Badui Luar maupun Badui Dalam. Dalam tradisi pengobatan mereka semua daun yang ada di hutan bisa menjadi obat bagi segala penyakit yang diderita. Mereka cukup memakan daun tertentu atau menempelkannya pada bagian dahi, penyakit hilang dan penderita pun sembuh.

Bagaimana pendapat Anda?