Google

Tuesday, November 13, 2007

Value Innovation Barry Lesmana

Topic : Business


By Ari Satriyo Wibowo



Konsep value innovation terdiri dari dua kata yang memiliki makna tersendiri. Bila innovation tanpa diserta value, tidak ada peningkatan nilai yang berarti.Value innovation selalu menciptakan pasar baru (new market). Banyak contoh value innovation seperti telepon seluler, Teh Botol Sosro, Aqua, mi instan yang masing-masing menciptakan pasar baru.


Value innovation yang diciptakan Barry Lesmana --- kini pemilik biro konsultan iLead --- antara lain sistem pembayaran tagihan Telkom atau pembayaran tagihan kartu kredit Citibank melalui ATM di BCA sedangkan selama di Citibank dicetuskannya One Bill, Easy Pay, Butik ATM yang kemudian banyak ditiru bank lain bahkan diimpor Citibank untuk diterapkan di negara lain.


Dalam hal peluncuran produk baru perbankan Barry Lesmana berkenan untuk berbagi pengalaman. Menurutnya dari 10 peluncuran produk baru perbankan mungkin sekali 7 atau 8 produk diluncurkan dapat mengalami kegagalan. Mengapa? Karena kata launching terkadang menjadi antiklimaks setelah orang mengeluarkan banyak energi untuk mempersiapkan peluncuran. “Hal itu saya alami sendiri jadi bukan berdasarkan kisah dari orang lain,”Barry Lesmana memulai kisahnya. Karena apa ? Karena yang menjadi sasaran adalah kata launch. Orang-orang sudah melakukan persiapan serapi mungkin sehingga ada anggapan bahwa kalau produk sudah di-launch berarti tujuan telah tercapai.

Disitulah menurut Barry Lesmana yang menjadi permasalahan mengapa setelah produk di launching justru menjadi antiklimaks. Ada dua penyebabnya. Pertama, orang yang mengerjakannya sudah terlampau capai. Kedua, karena yang menjadi tujuan adalah launch the product bukannya selling the product yang akan menghasilkan uang.

Disamping itu, menurut Barry, ada perbedaan mendasar antara program dan movement sebagai sebuah gerakan. Program biasanya gencar diawal peluncuran tetapi kemudian mengendur dan akhirnya hilang. Sedangkan, gerakan dapat saja dilakukan secara periodik tetapi makin hari aktivitasnya makin menguat.

Barry menganalogikan suatu peluncuran sebagai sebuah program maupun sebuah gerakan. Bila dianggap sebuah program maka begitu produk sudah diluncurkan maka selesai pula tugas seseorang. Itu salah satu sebab, disamping faktor dari produknya itu sendiri, mengapa sebuah peluncuran produk mengalami kegagalan. Oleh karena itu, menurut Barry, perlu melihat launching sebuah produk sebagai suatu gerakan (movement). “Launching itu hanyalah awal dari suatu lahirnya produk. Banyak pemasar yang terjebak pada keasyikan yang terjadi pada saat launching. Ketika peristiwa itu lewat maka sudah tidak mengasyikkan lagi,” ujarnya menambahkan.

Ditegaskan Barry Lesmana lagi, “Launching adalah akhir dari sesuatu dan merupakan awal dari sesuatu yang lebih besar dan yang lebih penting lagi. Launching adalah akhir dari sesuatu persiapan tetapi merupakan awal dari suatu tujuan yang lebih besar,” ujarnya.