Google

Thursday, November 22, 2007

“DIGAJI” Merupakan Sumber Jebakan Kemiskinan

Topic : Academic, Business, Government



Mungkin para pembaca belum banyak yang tahu bahwa “DIGAJI” merupakan sumber jebakan kemiskinan yang terjadi di Indonesia pada khususnya, dan di dunia pada umumnya. Mohon jangan salah mengerti, ”DIGAJI” di sini singkatan dari Dishonesty (Ketidakjujuran), Illiteracy (Buta huruf), Greed (Ketamakan), Arogance (Kesombongan), Jealousy (Iri Hati) dan Ignorance (Ketidakpedulian).

Singkatan unik itu disampaikan dr. Boenjamin Setiawan, PhD dari Kalbe Farma dalam presentasi berjudul ”Peranan Inovasi dalam Peningkatan Produktivitas” pada acara PQM’s Client Gathering dengan tema ”In Search of Productivity Through Innovation” di Hotel Mulia, Jakarta, pada Kamis (22/11/2007) hari ini. Acara ini diselenggarakan sekaligus dalam rangka memperingati ulang tahun PQM yang ke-20.


Selain dr. Boen, ikut tampil di panggung Jan Burhanuddin, mantan eksekutif Grup Astra ; Alisjahbana Haliman, Presiden PT Haldin Pacific Semesta ; SD Dharmono, CEO PT Jababeka,Tbk dan Kristanto Santosa, Partner PQM Consultants. Yang membuat acara ini menjadi istimewa dan luar biasa adalah tampilnya Menristek Kusmayanto Kadiman sebagai moderator.

Di awal uraiannya dr. Boen mengungkapkan bahwa PBB memiliki program MDG (Millennium Development Goals) untuk mengurangi angka kemiskinan dan kelaparan di dunia hingga separuhnya pada tahun 2015.

Di dunia ini ada 10 negara termiskin di dunia yakni Paraguay, Zambia, Ethiophia, Lesotho, Mauritania, Guyana, Timor Leste, Mozambique, Zimbabwe, Burundi dan Chad. Sementara, 10 besar negara kaya terdiri dari AS, Swiss, Denmark, Swedia, Jerman, Finlandia, Singapura, Jepang, Inggris dan Belanda. Indonesia sendiri berdasarkan peringkat World Economic Forum 2007-2008 berada pada peringkat ke-54.

Agar negara bisa maju diperlukan inovasi dan produktivitas yang tinggi. Mengapa inovasi dan produktivitas penting untuk kemajuan negara ? Inovasi merupakan kunci peningkatan kesejahteraan dan kualitas hidup manusia. Inovasi hanya dimiliki oleh manusia (homo sapiens) sedangkan binatang tidak ada yang memiliki kemampuan inovasi. Dengan inovasi inilah seluruh dunia akan maju.

Tetapi, inovasi membutuhkan lingkungan dan iklim kondusif untuk merangsang R&D. Sebab tanpa R&D tidak akan terjadi inovasi. Keuntungan sosial dalam bentuk penciptaan lapangan kerja, perbaikan kesehatan, obat baru, komunikasi lancar, transportasi efisien dan sebagainya yang tak terhitung jumlahnya.

R&D meningkatkan nilai tambah Sumber Daya Alam Indonesia yang berlimpah banyaknya. R&D juga meningkatkan produktivitas dan kualitas SDM. Karena manfaat R&D besar maka semua negara maju dan sedang berkembang menyediakan dana penelitian sebesar lebih dari 2 % GDP. Selain itu, semua negara maju dan berkembang memberikan insentif pajak untuk kegiatan R&D. Tanpa inovasi suatu bangsa tidak akan maju.

Sementara itu, produktivitas merupakan suatu kegiatan yang dilaksanakan secara efisien dan efektif. Produktivitas yang tinggi akan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Produktivitas tinggi hanya bisa tercapai bilamana terjadi inovasi yang berkelanjutan. Produktivitas tinggi tergantung kualitas SDM yang berkaitan dengan taraf pendidikan.

Apa sesungguhnya yang menjadi penentu kemakmuran negara ? Mengapa negara-negara Skandinavia, AS, Eropa dan Jepang mengalami kemakmuran? Sebaliknya mengapa negara-negara miskin berada di Afrika, Amerika Latin dan Asia ?

Mengapa pula ada perusahaan-perusahaan seperti Microsoft, GM, GE, Pfizer yang memiliki pendapatan dan kapitalisasi pasar yang tinggi? Mengapa ada perusahaan yang maju dan tumbuh berkembang tetapi di lain pihak ada pula perusahaan yang stagnan dan akhirnya mati?

Jawabannya sekali lagi kembali pada penerapan inovasi yang merangsang R&D, peningkatan produktivitas yang tinggi, kualitas pemimpin yang bagus serta perhatian pada pengembangan sumber daya manusia.

Bagaimana pendapat Anda?