Google

Tuesday, November 6, 2007

ECG Tanpa Perlu Menyentuh Kulit

Topic : Academic

By Ari Satriyo Wibowo


Selama ini pasien yang harus menjalani pemeriksaan menggunakan Electrocardiograph (ECG) merasa kurang nyaman karena pada tubuhnya harus dipasang elektroda yang terkadang perlu mengorbankan bulu di bagian kulit. Hal itu karena elektroda yang ada kemampuan deteksinya masih lemah sehingga memerlukan kontak yang bagus antara alat dan kulit tubuh.

Demi mengatasi persoalan di atas, Dr. Robert Prance bersama para peneliti dari University of Sussex di Inggris telah merancang ECG sekaligus EEG (electroencephalograph) tanpa perlu menyentuh kulit. Peralatan itu mengukur sinyal dengan menggunakan sensor “high impedance”.

Impedance berhubungan dengan hambatan listrik yakni rasio antara tegangan listrik (volt) dan arus listrik (ampere). Keunggulan sensor “high impedance” adalah sinyal dari organ tubuh manusia baik dari jantung maupun otak dapat diukur dalam jarak tertentu tanpa perlu menyentuh tubuh manusia. Hal itu karena hambatan yang sangat besar sehingga lapisan udara antara alat dan tubuh tidak menimbulkan perbedaan dalam pengukuran. Dengan cara ini maka denyut jantung seseorang dapat diukur dari jarak sekitar satu meter. Selain itu, alat tersebut juga mampu mendeteksi aktivitas neuron di otak melalui rambut.

Dr. Prance berharap alat temuannya tersebut tidak hanya membuat pasien lebih nyaman tetapi juga memungkinkan temuan baru lainnya. Ia bersama timnya kini sedang melakukan eksperimen menggunakan berbagai sensor untuk menghasilkan gambar yang bagus dari hasil menerjemahkan sinyal listrik yang timbul dari denyut jantung.

Bagaimana pendapat Anda?

Sumber : The Economist Technology Quarterly, September 2007