Google

Thursday, November 1, 2007

Menyinergikan Temuan Akademisi dan Dunia Industri

Topic : Academic - Business
Jakarta, Kompas - Pusat Penelitian Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Rabu (31/10), menggelar open house dengan memaparkan temuan-temuan hasil riset untuk kalangan industri di Puspiptek Serpong, Tangerang. Temuan-temuan itu diakui sebagian besar tidak komersial sehingga masih dibutuhkan program inkubator yang bisa menjembatani dunia riset dengan industri.


"Komersialisasi hasil riset Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) selama ini kurang menarik bagi sektor swasta dengan beberapa alasan. Temuan itu tidak diyakini akan memberikan nilai keuntungan perusahaan. Kemudian kalau ada pemesanan teknologinya, dapat dipenuhi tetapi waktunya terlalu lama," kata Kepala Pusat Penelitian Fisika LIPI Priyo Sardjono.


Pemaparan profil temuan hasil riset pada open house LIPI disampaikan di Gedung Pusat Penelitian Kalibrasi, Instrumentasi, dan Metrologi.


Para peserta dari kalangan industri dapat menyaksikan temuan-temuan hasil riset untuk bidang kimia, fisika, kalibrasi, instrumentasi, metrologi, sistem mutu dan teknologi pengujian, serta metalurgi di setiap pusat penelitian LIPI yang ada di kawasan Pusat Penelitian Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (Puspiptek) tersebut.


Menurut Priyo Sardjono, semestinya LIPI memiliki inkubator untuk mekanisme uji coba setiap hasil penelitian secara terintegrasi.


Dengan demikian, kalangan industri dapat dengan mudah mengikuti hasil uji coba temuan riset LIPI, kemudian mengadopsi teknologi baru yang dihasilkan.


Paparan temuan hasil riset LIPI secara menyeluruh yang dituangkan ke dalam buku kecil saat open house kemarin sedikitnya mencantumkan 55 temuan.


Belum komersial


Ia mengatakan, beberapa teknologi baru yang diandalkan LIPI, antara lain, adalah teknologi pengolah limbah cair dengan teknologi ozon, pemusnah jarum suntik untuk rumah sakit, incenerator atau pembakar sampah yang memenuhi baku mutu asap, dan penghancur limbah plastik. "Hampir semuanya belum komersial. LIPI memiliki keterbatasan hanya menjalankan riset dan tidak mampu menyinergikan dengan kebutuhan pasar," kata Priyo.


Kepala Subdivisi Pelayanan Teknik pada Pusat Penelitian Kalibrasi, Instrumentasi, dan Metrologi Salomo Hutagalung mengatakan, LIPI sendiri memang punya tantangan dalam hal menyosialisasikan kemampuan dan temuan-temuan hasil riset selama ini. "Pusat Penelitian Ilmu Pengetahuan dan Teknologi LIPI, selain menyediakan teknologi hasil riset, juga memiliki kapasitas pelayanan jasa di bidang industri. Tetapi, ini yang belum mampu diketahui kalangan industri," katanya.


Menurut Salomo, Puspiptek masuk wilayah Tangerang yang sebenarnya memiliki banyak industri. Namun, sangat jarang perusahaan yang bersedia berinteraksi dengan Puspiptek dalam hal riset dan pengembangan produk ataupun pelayanan jasa. (NAW)