Kisah Di Balik Penempatan Buoy Malaysia di Perairan Indonesia
Tahukah Anda bahwa Buoy milik Malaysia pernah dipasang di perairan Indonesia lewat diplomasi tingkat tinggi? Hal itu disampaikan Menristek RI Kusmayanto Kadiman ketika menyambut kehadiran tamunya Menteri Ilmu, Teknologi dan Inovasi Malaysia (MOSTI), Dr. H.E. Dato' Seri Jamaludin Jarjis di gedung DRN Puspitek Serpong, Jum'at (14/12) kemarin.
Buoy adalah alat pengukur energi gelombang laut untuk mendeteksi dini tsunami yang di pasang di lautan. Prinsip kerja buoy menghasilkan listrik dengan mengapungkannya di permukaan. Gelombang laut yang terus mengalun dan berirama bolak-balik dalam buoy ini akan diubah menjadi gerakan harmonis listrik.
Buoy milik Malaysia pernah dipasang di perairan Indonesia. Menurut Menristek Kusmayanto Kadiman pemasangan buoy ketika itu hanya melalui ijin per telepon saja. Kemudian rekannya Menteri Ilmu, Teknologi dan Inovasi Malaysia Dato Seri Jamaluddin Jarjis menelpon Perdana Menteri Malaysia Abdullah Badawi dan langsung mendapat persetujuan.
"Dato Jamaluddin Jarjis kontak saya, Pak KK saya mau pasang buoy supaya tidak ada aspek yuridis yang langgar bagaimana caranya?," ujar Kusmayanto.
KK pun menjawab dari seberang telepon, " Gampang, kita bawa kapal barang, kita ketemu di laut, nanti buoy anda dipindah ke kapal kami. Dan kita katakan buoy ini donasi dari Malaysia untuk Indonesia," kata Kusmayanto menjelaskan solusinya.
Ternyata dikatakan Jarjis bahwa pemasangan buoy itu membuat setidaknya negara Indonesia Afrika, India dan Bangldes, India dan Malaysia sendiri tidak dihantam tsunami. Buoy digunakan untuk mendeteksi gelombang laut yang menyimpan potensi tsunami.
|