Google

Wednesday, December 5, 2007

Tahukah Anda?

Manfaat Rumput Laut dan Algae


Bahan pembuatan agar-agar, yakni rumput laut, banyak terdapat di laut yang mengelilingi Indonesia. Jenis pangan ini mengandung perbagai unsur gizi dan sifat-sifat yang bisa menurunkan kadar kolesterol dan gula darah. Jadi, bahan pangan ini bisa mencegah terjadinya penyakit jantung, hipertensi, serta diabetes melitus. Dalam bahasa ilmiah, rumput laut (sea weeds) dikenal dengan istilah alga atau ganggang. Dilihat dari ukurannya, rumput laut terdiri dari jenis mikroskopik dan makroskopik. Alga makroskopik inilah yang sehari-hari kita kenal sebagai rumput laut.

Berdasar pigmen (zat warna) yang dikandung, alga dikelompokkan atas empat kelas, yaitu Rhodophyceae (ganggang merah), Phaeophyceae (ganggang cokelat), Chlorophyceae (ganggang hijau), dan Cyanophyceae (ganggang hijau-biru). Alga hijau dan alga hijau biru, banyak yang hidup dan berkembang di air tawar. Jenis alga ini tidak mempunyai arti penting sebagai bahan makanan. Sebaliknya, alga cokelat dan alga merah merupakan penghuni laut yang cukup eksklusif dalam kedudukannya sebagai bahan pangan dan nonpangan.

Bila berbicara tentang rumput laut, yang dimaksudkan adalah dari jenis alga cokelat dan alga merah ini. Alga cokelat hidup di perairan yang dingin, alga merah di daerah tropis. Rumput laut merupakan bagian terbesar dari tanaman laut yang memegang peran cukup penting dalam fungsinya sebagai bahan makanan dan obat-obatan. Secara garis besar, rumput laut dibedakan sebagai penghasil agar, karaginan, furcelaran, dan alginat.

Alga cokelat yang sering disebut kelp atau rockweed, merupakan sumber alginat atau algin, yaitu salah satu jenis polisakarida yang terdiri dari unit-unit asam manurat dan asam glukuronat. Sementara itu, alga merah merupakan sumber bagi karaginan, agar-agar, dan furcelaran.

Beberapa jenis rumput laut yang terdapat di Indonesia dan memiliki arti ekonomis penting adalah:
  1. Rumput laut penghasil agar-agar (agarophyte), yaitu Gracilaria, Gelidium, Gelidiopsis, dan Hypnea,
  2. Rumput laut penghasil karaginan (Carragenophyte), yaitu Eucheuma spinosum, Eucheuma cottonii, Eucheuma striatum,
  3. Rumput laut penghasil algin, yaitu Sargasum, Macrocystis, dan Lessonia.
Jenis Eucheuma dan Gracilaria sudah dibudidayakan di Indonesia, terutama di Kepulauan Riau, Lampung, Kepulauan Seribu (Jakarta), Bali, Lombok, Flores, Sumba, dan Sulawesi. Pembudidayaan dilakukan di tempat-tempat yang kondisi arusnya relatif tenang, sehingga produktivitasnya dapat ditingkatkan. Wilayah Indonesia yang 70 persen berupa laut dan terdapat 17.500 pulau, merupakan negara yang kaya akan rumput laut.

Rumput laut segar tidak dapat disimpan lama pada suhu ruang. Oleh karena itu, harus diolah menjadi bentuk rumput laut kering, tepung agar, tepung alginat, atau tepung karaginan. Selama ini ekspor rumput laut ke mancanegara umumnya dilakukan dalam bentuk rumput laut kering. Dengan demikian, sudah saatnya Indonesia mendirikan industri pengolah rumput laut dan mengekspornya dalam bentuk hasil olahan, seperti agar-agar, karaginan, alginat, dan lain-lain.

Sedangkan, ganggang laut atau makro algae adalah tumbuhan purba, yang tidak memiliki akar, daun dan batang sejati. Alga memiliki berbagai bentuk, mulai dari bentuk benang hingga lembaran-lembaran yang rumit. Alga sering dikelompokkan dalam 3 kelompok utama, yaitu alga merah, alga hijau dan alga coklat.

Hasil pengamatan Tim RPTN Taka Bonerate (RPTN, 1997) menemukan 47 spesies makro algae yang merupakan anggota Phyllum Chlorophyta, Phaeophyta dan Rhodophyta. Sedangkan Hasil penelitian Tim Zonasi PSTK-UNHAS (2001 ) , menemukan 83 spesies dan 37 genera makroalgae yang terdiri dari 44 spesies algae hijau, 13 spesies algae coklat dan 26 spesies algae merah.

Algae dominan yaitu: Dictyosphaeria cavernosa, Udotea occidentalis, Neomeris annulata, Halimeda cylindracea, H. opuntia, H. macroloba, H. micronesica, Laurencia obtusa dan Lithothamnion prolifer. Namun dari spesies tersebut, hanya 2 spesies yang ditemukan melimpah yaitu: Halimeda cylindracea dan Neomeris annulata.


Sumber : kulinerkita.multiply.com