Google

Wednesday, December 26, 2007

Indonesia Terancam Rawan Pangan pada 2008

Topic : Government

By Aprika R. Hernanda
Bisnis Indonesia


Laporan organisasi pangan dunia, Food and Agriculture Organization (FAO), tentang prospek hasil pertanian dan situasi pangan global menyebutkan Indonesia masuk negara dengan kondisi rawan pasokan bahan makanan.

Crops Prospect and Food Situation yang dirilis FAO baru-baru ini mendata 37 negara, termasuk Indonesia, yang perlu mendapat perhatian khusus terkait rawan suplai pangan pada tahun ini dan dimungkinkan berlanjut pada 2008.

Di dalam negeri, tulis laporan itu, krisis pangan terjadi terutama di beberapa daerah yang terkena bencana alam seperti gempa bumi dan banjir yang sempat terjadi dalam kurun waktu dua tahun terakhir.

"Sebanyak 37 negara dalam kondisi krisis dan membutuhkan bantuan pihak lain. Negara-negara ini diperkirakan kekurangan bahan baku makanan karena beberapa sebab, a.l. kemampuan produksi kurang, akses terbatas, dan masalah besar di daerah tertentu," tulis laporan itu.

Selain Indonesia, delapan negara lain di kawasan Asia yang juga mengalami kondisi yang sama adalah Irak, Afghanistan, Korea, Timor Leste, Bangladesh, Nepal, Pakistan, dan Sri Lanka.

Sebanyak 20 negara lain yang juga menghadapi krisis pangan teridentifikasi di Afrika, enam negara di Amerika Latin dan dua negara di Eropa.

Negara-negara itu membutuhkan bantuan asing dan dukungan pihak lain untuk menghindari krisis pangan dan kelaparan.

Dalam laporan itu, FAO juga menyatakan kebutuhan sereal dunia pada 2007-2008 diperkirakan meningkat 2.103 juta ton atau naik hampir 2% dibandingkan periode sebelumnya.

Stok pangan dunia yang diperhitungkan hingga akhir musim tanam 2008 akan justru turun sekitar 420 juta ton atau nyaris 2% dari stok sebelumnya.

"Perdagangan sereal dunia diperkirakan mencapai 252 juta ton atau turun 1% dibandingkan periode 2006-2007. Harga internasional komoditas ini akan tetap tinggi karena suplai yang ketat," papar FAO.

Untuk menghadapi itu, Departemen Pertanian sudah menyiapkan antisipasi untuk menekan dampak negatif krisis pangan.


Mentan Anton Apriyantono mengatakan pemerintah akan melibatkan 16 lembaga departemen dan non-departemen untuk merancang strategi mengantisipasi kerawanan pangan tersebut.

"Sebanyak 16 departemen dan lembaga non-departemen, seperti BUMN, akan mendukung penanganan kerawanan pangan, termasuk melibatkan Deptan, Depdag, Dephub, Menkop dan UKM, DKP, dan Bulog," ujarnya pekan lalu.

Sejumlah pihak itu, lanjutnya, sepakat untuk mempercepat target penurunan kemiskinan dan rawan pangan dari rencana semula dalam lima tahun ke depan menjadi dua tahun. (aprika.hernanda@bisnis.co.id)

Sumber : Harian Bisnis Indonesia, Rabu, 26 Desember 2007 Halaman 1