Google

Friday, December 7, 2007

Mochtar Riady : Modalnya adalah Kepercayaan

Topic : Business


By Ari Satriyo Wibowo


Tahun 1959 ketika mulai merintis karir Mochtar Riady sudah mulai memikirkan bahwa kerja sebagai bankir itu lumayan enak. Oleh ayahnya, Mochtar selalu diingatkan bahwa bisnis bank adalah bisnis orang kaya sedangkan pada waktu itu Mochtar tidak memiliki apa-apa. Namun, pria kelahiran Malang, 12 Mei 1929 itu pantang menyerah dalam mengejar cita-citanya itu.

Di kemudian hari ayah enam anak, tiga wanita dan tiga pria, di antaranya James Tjahaja Riady itu, kemudian ikut membesarkan Bank Kemakmuran, Bank Buana, Bank Panin dan Bank Central Asia sebelum akhirnya mendirikan Bank Lippo yang merupakan usahanya sendiri. Keberhasilan Mochtar tak lepas dari kemampuannya untuk mendefinisikan bisnisnya secara jeli. Di mata Mochtar bisnis bank bukan merupakan bisnis jual beli uang melainkan bisnis kepercayaan. ”Apabila Anda bisa menciptakan kepercayaan maka apa saja bisa jalan dan unlimited sifatnya,” tutur Mochtar Riady.

Bisnisnya pun kemudian menggurita tidak hanya di bidang keuangan ( PT Lippo Secuities, Asuransi AIG Lippo) tetapi juga merambah ke bidang properti dan urban development ( PT Aryaduta Hotel, PT Lippo Cikarang, PT Bukit Sentul, Seaworld Indonesia), IT dan telekomunikasi ( PT First Media, Tbk, PT Multipolar Corporation, Tbk, Lippo E- Net, Tbk), media ( Investor Daily, majalah Investor, Globe Asia), Ritel (PT Matahari Putra Prima, Tbk), healthcare dan pendidikan ( PT Siloam Health Care, Tbk , Universitas Pelita Harapan, Sekolah Pelita Harapan), industri komponen ( PT Multi Prima Sejahtera) dan otomotif (PT Kymco Lippo Motor Indonesia).

Melalui Siloam Hospitals Group, Lippo membangun RS Siloam Hospital Semanggi dan Mochtar Riady Comprehensive Cancer Center (MRCCC). Investasinya lumayan besar yakni sekitar Rp 920 miliar. Dana tersebut merupakan bagian dari total investasi Group Lippo untuk urban development yang sekitar Rp 6 triliun. Diharapkan akhir tahun 2008 keduanya sudah dapat beroperasi.

Suatu kali Mochtar Riady dihadapkan pada pertanyaan mampukah Indonesia pada tahun 2020 menjadi negara yang kaya? Itu pertanyaan yang susah untuk dijawab. Mochtar kemudian menjawab juga,” Sebenarnya sejak adanya Indonesia ini kita sudah kaya. Yang belum kaya adalah manusianya. Jadi dari dulu kita sudah kaya hanya manusianya yang belum kaya.”

Ia kemudian mencontohkan bahwa banyak manusia hidup di atas bumi yang kaya tetapi miskin (seperti beberapa negara Afrika, Myanmar dll) sebaliknya banyak penduduk yang hidup di atas bumi yang tidak kaya sumber daya alam dan hayati tetapi mereka kaya (seperti Jepang dan negara-negara di Skandinavia). “ Semua tergantung kesadaran manusia. Kita berada di tempat yang terlanjur kaya membuat penduduknya keenakan sehingga tidak ada semangat untuk maju,” ujarnya.

Bisakah Indonesia kaya dan maju? Mochtar Riady menceritakan delapan tahun lalu, Pemimpin Umum Kompas Jakob Oetama menelponnya bahwa ada seseorang bernama Johannes Surya yang ingin bertemu dengannya. “ Dia cerita tentang Olympiade Fisika dan kemudian kegiatan itu saya dukung. Dan ternyata dari waktu ke waktu berkembang bagus. Hal itu membuktikan bahwa bangsa Indonesia sebenarnya tidak kalah dengan bangsa manapun juga kalau kita benar-benar mau fokus,” tegas Presiden Komisaris Group Lippo itu.

Bagaimana pendapat Anda?