Google

Tuesday, December 4, 2007

Somatic-Cell Nuclear Transfer : Berpacu Menciptakan Human Embryonic Stem Cell Tanpa Merusak Embryo Manusia





Topic : Academic



By Ari Satriyo Wibowo


Memilih Antara Kombinasi Oct4, Sox2, Nanog dan Lin28 atau Oct3/4, Sox2, c-Myc dan Klf4 ?


Ilmu pengetahuan berkembang demikian pesat. Pada 14 November 2007 Jurnal Ilmiah Nature menerbitkan makalah tentang penciptaan embryonic stem cell menggunakan teknik yang disebut somatic-cell nuclear transfer (pada dasarnya, mengambil inti sel dari sebuah badan sel dan menempatkannya pada posisi inti sel telur yang belum dibuahi). Hal ini menjadi berita karena para periset melakukannya pada sekelompok kera. Hasilnya berupa sebuah embryo primata pertama yang berhasil dilakukan kloning.

Meski begitu ada cara lain untuk menghasilkan embryonic stem cell yang memperoleh gen dari individu yang eksis. Cara ini mengambil sel tubuh dan memerintahkannya untuk berubah menjadi sebuah stem cell dengan menggunakan sekumpulan instruksi molekul. Sekelompok peneliti dari Universitas Kyoto yang dipimpin Shinya Yamanaka, melakukannya pada tikus tahun lalu. Sebuah komentar yang dipublikasikan jurnal Nature dari Ian Wilmut, orang yang pertama kali memproduksi domba kloning (dengan teknik somatic cell nuclear transfer) memuji teknik yang digunakan Dr. Yamanaka tetapi dengan tambahan komentar ,” Tetapi sejauh ini tak ada tanda-tanda bahwa teknik tersebut akan efektif digunakan pada sel menusia.”

Baru-baru ini dua makalah lagi yang diterbitkan, satu makalah Dr. Yamanaka di jurnal Cells dan satu makalah lagi di jurnal Science oleh Junying Yu dari University of Wisconsin-Madison, mempertunjukkan bagaimana melakukan trik untuk sel manusia. Dr. Wilmut sangat terkesan sekali dengan data yang mereka miliki dan ia kini berkonsentrasi pada teknik alternatif itu.

Orang tertarik pada embryonic stem cell karena mereka memiliki potensi untuk tumbuh dalam bentuk lain pada tubuh sel. Hal itu membuka kemungkinan untuk menggantikan organ atau jaringan tubuh manusia yang memiliki gen yang sama dengan sang pasien sehingga tidak bakal terjadi penolakan dari sistem kekebalan tubuh. Gagasan ini yang dikenal sebagai regeneration medicine, yang dalam waktu dekat kemungkinan bakal menghasilkan jaringan tubuh semudah orang mengembangkan obat. Oleh karena itu, kelak stem cell sangat potensial sekali menjadi bisnis besar.

Masalahnya membuatnya dengan menggunakan somatic-cell nuclear transfer melibatkan keterlibatan embryo pada tahap awal yang disebut fase blastosis. Hal itu memicu isu moral karena berarti merusak embryo yang merupakan cikal bakal kehidupan dan dalam proses tersebut terjadi pergantian inti sel.
Kedua masalah itu akan hilang bila ada sel yang memiliki perilaku seperti embryonic stem cell yang dapat dibuat tanpa merusak embryo. Hal itu yang telah dicoba Dr. Yamanaka dan Dr. Yu. Mereka memulainya dengan sel tubuh manusia dan bukan menggunakan embryo manusia. Dr. Yamanaka, misalnya, memanfaatkan sel kulit dari wajah.

Trik itu berhasil membujuk sel untuk ”melupakan apa yang harus mereka kerjakan” sekaligus ”mengingatkan apa yang mereka kerjakan dulu ketika masih dalam bentuk embryo”. Atau dengan kata lain mengembalikan mereka dari ”sel spesialis” menjadi ” stem cell” .

Yang menentukan sebuah sel menjadi ” ini” ketimbang ”itu” adalah pada saat dilakukan ekspresi gen. Sekalipun kebanyakan sel memiliki kelompok gen yang sama, tetapi tidak semua gen itu dalam kondisi aktif. Aktivitas gen itu dikontrol oleh protein-protein yang disebut sebagai transcription factors. Setidaknya ada empat di antara mereka yang disebut sebagai Oct3/4, Sox2, c-Myc dan Klf4.

Dr. Yamamata berhasil membujuk stem cell untuk berubah menjadi sel syaraf atau sel jantung. Selain itu, semua sel baru itu dapat memproduksi semua molekul yang diketahui memiliki sifat-sifat seperti stem cell dan tumbuh dalam stuktur berlapis tiga seperti halnya embryo.

Hanya saja dalam percobaan Dr. Yamanaka yang menggunakan trancription factors : c-Myc ternyata dapat menimbulkan efek samping berupa kanker. Sementara, Dr. Yu yang menggunakan kombinasi lain yakni Oct4, Sox2, Nanog dan Lin28 tak mengalami permasalahan seperti itu.

Yang jelas upaya para ilmuwan di atas adalah untuk menemukan cara baru untuk membuat stem cell manusia sekaligus tanpa merusak embryo.

Bagaimana pendapat Anda?

Sumber :
1) "Me too, too", Science and Technology, The Economist , November 24, 2007
2) "In Vitro Reprogramming of Fibroblasts into a pluripotent ES-cell -like State" by Marius Wernig, Alexander Missner, Ruth Foreman, Tobias Brambrink, Manching Ku, Konrad Hachedenger, Braddy E. Bernstein, Rudolf Jaenisch (NATURE 05944/2007)