Google

Friday, December 28, 2007

Lembaga Perawatan Kanker di AS Memasuki Era Nuklir



Topic : Business, Government

By Ari Satriyo Wibowo


Saat ini sedang terjadi perlombaan pemanfaatan akselerator partikel nuklir yang semula hanya digunakan di laboratorium fisika untuk dimanfaatkan di rumah sakit guna melawan penyakit kanker.

Mesin itu mengakselarasi proton dengan kecepatan mendekati kecepatan cahaya dan menembakannya ke bagian tubuh yang terkena tumor. Para ilmuwan mengatakan bahwa proton beam lebih akurat dibandingkan sinar X yang biasanya digunakan untuk terapi radiasi dengan efek samping lebih rendah dan memiliki dampak penyembuhan lebih tinggi.

Tetapi peralatan akselerasi seberat 222 ton yang membutuhkan sebuah gedung seluas lapangan sepak bola serta dinding setebal 5,5 meter itu memiliki harga tak kurang dari US$ 100 juta. Kondisi itu membuat Proton Center menjadi "peralatan medis paling mahal dan kompleks."

Sampai tahun 2000 di AS hanya terdapat satu rumah sakit yang memiliki proton therapy centre. Di tahun 2007 jumlah meningkat menjadi 5 buah rumah sakit.

Dr. Anthony Zietman, seorang ahli radiasi onkologi (radiasi untuk terapi kanker) di Harvard Medical School dan Massachusetts General Hospital yang mengoperasikan proton center mengatakan ,"Saya kagum sekaligus takut dengan perkembangan proton center di AS. Ini mungkin merupakan sisi gelap dari perawatan kesehatan di AS."

Kekuatiran itu masuk akal karena biaya pengobatan untuk kanker prostat yang banyak diderita pasien di AS menggunakan proton beam mencapai US$ 50.000 atau hampir dua kali lipat dari biaya bila menggunakan teknologi Sinar X. Dikuatirkan dengan banyaknya proton beam di rumah sakit AS maka para dokter seolah "dipaksa" merekomendasikan penggunakan proton beam untuk terapi kanker sekalipun penyakit kanker pasien sebenarnya dapat diterapi menggunakan peralatan sinar X.

Mengapa rumah sakit di AS tertarik memiliki Proton Center? Hal itu disebabkan keberhasilan Loma Linda University Medical Center di Southern California, AS. Rumah sakit itu merupakan RS pertama di AS yang memiliki proton center sejak tahun 1990 dan berhasil mengobati 13.000 pesien penderita kanker. Sukses Loma Linda memacu RS lainnya di AS untuk memiliki Proton Center sekalipun biayanya pembangunannya mahal.

Tidak mengherankan beberapa proton center segera didirikan di AS dalam waktu dekat. Misalnya, dua buah Oklahoma City dan dua buah lainya wilayah suburban bagian barat Chicago.

Terapi proton beam dianggap mampu menghindar dari efek samping impotensi bagi pasien yang menderita kanker prostat. Hal itu disebabkan bagian bladder dan rectum terpapar radiasi lebih sedikit dibanding bila menggunakan terapi sinar-X.

Perkembangan teknologi terbaru menunjukkan bahwa terapi menggunakan carbon ions beam ternyata jauh lebih efektif untuk membunuh tumor. Touro University berencana membangun fasilitas dengan kombinasi terapi proton dan carbon ions beam di San Francisco yang diperkirakan baru selesai pada 2011. Klinik Mayo yang terkenal itu juga berencana membangun fasilitas kombinasi seperti itu.

Mau tahu berapa biaya untuk membangun fasilitas proton & carbon ions beam ? Diperlukan biaya tak kurang dari US$ 300 juta. Untuk sembuh dari kanker memang memerlukan biaya yang tak murah.

Bagaimana pendapat Anda?

Sumber : "U.S. cancer treatments enter new nuclear age", International Herald Tribune, December 27, 2007 page 9