Google

Saturday, December 22, 2007

Inovasi Memicu Semangat Wirausaha di Asia

Topic : Government

By Ari Satriyo Wibowo

Sudah umum diketahui bahwa laju inovasi di India khususnya, di kawasan teknologi Bangalore oleh pengamat luar dijuluki sebagai Silicon Valley-nya India. Silicon Valley alias Lembah Silikon mengacu pada kawana teknologi informasi di Kalifornia AS yang pada dekade 1980-an dikenal sebagai pusat teknologi informasi di Amerika Serikat (AS). Saat ini di Bengalore terdapat sekitar 1500 perusahaan piranti lunak yang mengerjakan berbagai proyek dari AS dan Eropa dan telah berhasil mengangkat India menjadi salah satu negara produsen piranti lunak terbesar di dunia.

Industri berbasis pengetahuan dari India, seperti piranti lunak, jasa teknologi informasi dan farmasi yang membutuhkan mutu sumber daya manusia yang berpengetahuan khusus mampu dipenuhi dengan baik oleh India dan bahkan mendapat pengakuan masyarakat bisnis internasional.



Potensi jangka panjang India dengan sumber daya manusia yang dapat dikatakan lebih unggul dibandingkan China. Meskipun transformasi ekonomi India baru dilakukan satu dasa warsa setelah China tetapi mutu sumber daya manusia manajerial dan teknologis lebih unggul dibandingkan China. Selain itu, India yang tidak mengalami campur tangan pemerintahnya dalam bisnis, ternyata mampu melaju dalam bisnis taraf internasional.

Tidak mengherankan bila perusahaan modal ventura (venture capital) dari AS banyak yang mengadu untung di Bengalore, India. Sequila Capital salah satu pemain besar dari Lembah Silikon AS , misalnya, sudah lama bercokol di sana. Sementara pewrusahaan modal ventura local juga banyak bermunculan seperti Helion Venture yang banyak membantu para calon wirausahawan lokal mewujudkan impian serta mencarikan chief financial officer yang cocok.

Tidak dapat disangkal bahwa India masih dihadapkan dengan serangkaian masalah yang serius seperti infrastruktur fisik, jalanan, air minum dan sarana listrik yang belum memadai untuk mendukung potensi tersebut.

Hambatan lainnya berupa birokrasi pemerintah, undang-undang perburuhan yang ketat serta mental kalangan menengah India yang masih menggantungkan diri menjadi pegawai sebagai pilihan aman ketimbang menjadi wirausahawan sebagai pengaruh budaya yang kronis.” Kaum menengah kami terdiri dari orang-orang yang adaptif bukan inovatif,” papar Subroto Bagchi, yang sedang menulis buku tentang pengalamannya mendirikan perusahaan modal ventura di India bernama MindThree Consulting.

Begitulah jalan cerita sejarah perkembangan Negara-negara Asia. Jepang muncul sebagai negara maju Asia sejak tahun 1970- an disusul Korea Selatan, dan kemudian China dan India yang melaju sejak dasawarsa 1990-an.

China dan India dasawarsa 1970-1980 sampai awal 1990-an masih belum dianggap terlalu penting sebagai pesaing, dan bahkan belum masuk hitungan analisis banyak pengamat dunia.

Baru sejak 1990-an keunggulan kompetitif berkesinambnungan (sustainable competitive advantage) di negara industri termasuk industri baru lebih banyak muncul dari keunggulan teknologi proses baru (new process technologies). Teknologi yang oleh para engineer dan wirausahawan dikenal sebagai reverse engineering akan berkembang menjadi suatu seni (art) tersendiri.

Produk produk baru dengan mudah dapat diimitasi dan diimprovisasi, selanjutnya hingga apa yang biasanya menjadi produk utama, yaitu penemuan baru (new innovation atau new invention), menjadi nomor dua. Dengan terjadinya penyempurnaan proses proses baru, maka produk yang tadinya baru menjadi ketinggalan dan serangkaian proses baru menjadi unggul.

Penemuan dari Barat dalam bidang teknologi informasi (mesin komputer personal, Internet dan peralatan foto digital) setelah muncul di pasaran langsung dikembangkan oleh perusahaan Asia (Jepang, Korea, China dan beberapa negara Asia Tenggara) dengan mutu yang lebih canggih dan harga yang lebih murah dan terjangkau oleh pemakainya. Demikian pula dalam pengembangan piranti lunak (software) komputer. Dalam hal piranti lunak India muncul sebagai pemain yang tangguh juga.

Bagaimana dengan kiprah Indonesia? Kapan negera besar di Asia Tenggara ini bangun dari tidur lelapnya?


Sumber : “Entrepreneurial push : Is Bangalore Another Silicon Valley in Making”, The Economist, December 15, 2007 dan berbagai sumber lainnya.