Google

Tuesday, December 18, 2007

Delapan Jebakan Bisnis Berbahaya pada tahun 2008

Topic : Business

By Ari Satriyo Wibowo

Masih ada beberapa bingkisan berharga dari Conference Markplus bertema “Marketing in 2008 : Getting Out of Price War. Is it Possible? “ yang diselenggarakan di Hotel Mulia, 13 Desember 2007 lalu.

Hermawan Kartajaya, Chief Service Officer Markplus Inc. membeberkan delapan jebakan berbahaya bagi pebisnis yang bakal dihadapi pada tahun 2008.

Jebakan pertama adalah deflasi global sebagai akibat strategi harga Cina. Sampai tahun 2000 hanya inflasi yang dianggap sebagai ancaman bisnis. Sekarang, semua negara mengkhawatirkan strategi harga Cina yang rendah yang berkaitan dengan struktur biaya produksi rendah mereka yang unik.

Ketakutan akan deflasi global masih menghantui para pemain pasar. Bagi industri tekstil produk tekstil Cina terbukti mampu memberikan pukulan telak. Tetapi, hal itu tidak terjadi pada pasar sepeda motor yang sempat diserbu mocin mulai tahun 1999.

Prediksi tahun 2008 menunjukkan bahwa Cina dapat beralih peran dari pengekspor deflasi menjadi pengekspor inflasi.

Jebakan kedua berupa teknologi yang mengacaukan. Bentuknya berupa teknologi baru yang memaksa industri untuk mengadopsi pada struktur biaya yang lebih rendah. Temuan harddisk dengan ukuran kecil tetapi berkapasitas besar dengan harga lebih murah merupakan contoh dari jebakan ini.

Jebakan ketiga adalah marjin laba industri yang besar. Pemain-pemain pada industri yang memiliki marjin besar (di atas 14 %) seperti telekomunikasi, farmasi, rokok, kosmetik, alat rumah tangga dan batu bara selalu tergoda untuk melakukan perang harga. Hal itu sudah terjadi pada bisnis operator layanan seluler yang saling banting harga satu sama lain.

Jebakan keempat berupa oversupply persaingan bisnis. Hal ini terjadi misalnya dalam industri perbankan syariah yang ternyata dimasuki banyak pemain sekali pun pangsa pasarnya hanya 1, 7 % total pasar perbankan.

Jebakan kelima berupa pemain-pemain yang memiliki deep pocket price. Bank Mandiri, BCA, BNI dan BRI saling beradu kuat dalam promosi produk tabungan mereka. Carrefour unggul melalui strategi harga murah setiap hari. Maskapai penerbangan Garuda meski sering mengalami masalah keuangan dapat terselamatkan lewat strategi ini.

Jebakan keenam adalah menurunnya daya beli masyarakat. Sudah umum dipercaya masyarakat bahwa harga susah turun. Demikian pula dengan daya beli masyarakat juga susah naik. Tahun 2008 diperkirakan daya beli masyarakat akan turun sebagai akibat kenaikan harga BBM yang akan memicu terjadinya inflasi.

Jebakan ketujuh adalah orientasi pada pangsa pasar. Semua pemain di pasar tergoda untuk menjadi market leader atau penguasa pangsa pasar. Padahal yang lebih baik dikejar adalah menjadi profit leader.

Jebakan kedelapan adalah jebakan elastisitas harga. Bila Anda ingin penjualan meningkat maka pasanglah harga lebih rendah. Padahal, ada hukum elastisitas harga yang membuat hal itu berlaku hanya pada produk low involvement seperti roti, permen, beras dan sebagainya. Sementara, produk-produk high involvement seperti mobil mewah justru akan turun penjualannya jika harga diturunkan menjadi lebih murah.

Bagaimana pendapat Anda ?