Google

Monday, September 10, 2007

Tahukah Anda?

Marie Curie adalah wanita pertama peraih Nobel dan merupakan orang pertama di dunia yang meraih Nobel hingga dua kali.

Pertama, pada 1903 ia bersama suaminya Pierre Curie dan ahli fisika Perancis Antoine Henri Becquerel menerima Nobel di bidang Fisika untuk risetnya di bidang radioaktif. Kedua, pada 1911 ia meraih Nobel di bidang Kimia atas temuan Radium dan Polonium serta isolasi Radium.Uniknya, meski sebagai ilmuwan Marie hidup miskin ia menolak mematenkan temuannya dan membiarkan temuannya dimanfaatkan ilmuwan dan masyarakat lainnya secara cuma-cuma.

Marie Curie dilahirkan dengan nama Maria Sklodowska in Polandia tahun 1867. Meski Maria tergolong siswa yang cerdas, pada waktu itu universitas di Polandia tak mengijinkan wanita untuk menjadi mahasiswa.

Tahun 1891, Maria pindah ke Paris, Perancis. Disana ia mengganti namanya menjadi Marie. Marie kemudian kuliah di Sorbonne, universitas terkenal di Paris. Ia belajar fisika dan matematika dan meraih rangking pertama di kelasnya. Di sini ia bertemu dengan ahli kimia Perancis, Pierre Curie dan mereka menikah 1895.

Marie dan Pierre merupakan pelopor di bidang radioaktifitas. Radioaktivitas adalah proses dimana beberapa elemen seperti uranium melakukan pembelahan diri dan berubah menjadi elemen lainnya. Dalam proses itu elemen tersebut mengeluarkan energi yang disebut radiasi. Marie dan Pierre melakukan penelitian berdasarkan riset Wilhelm Roentgen yang menemukan Sinar X dan Antoine Henri Becquerel yang menemukan radioaktivitas dalam elemen uranium. Sinar X adalah salah satu jenis radiasi.

Pasangan Curie menemukan bahwa mineral bernama Pitchblende adalah radioaktif. Pitchblende mengandung Uranium. Tetapi Pitchblende mengeluarkan radiasi lebih banyak dibandingkan Uranium.

Pasangan Curie menduga pasti ada elemen radioaktif lain dalam pitchblende. Mereka memisahkan unsur kimia lain yang ada dalam Pitchblende dan menamakannya pada Juli 1898 sebagai Polonium. Bulan Desember tahun yang sama mereka menemukan elemen baru lagi yang disebut Radium.

Tahun 1906, sebuah kereta kuda menabrak Pierre hingga tewas. Kondisi itu membuat Marie memutuskan untuk mengajar di Sorbonne. Ia merupakan wanita pertama yang mengajar di universitas. Ia mencurahkan seluruh tenaganya untuk riset dan membesarkan puterinya Irene Curie yang kelak mengikuti jejak kedua orangtuanya menjadi ilmuwan. Pada 1914 Sorbonne mendirikan laboratorium untuk riset material radioaktif. Saat ini laboratorium itu dinamakan Laboratorium Marie Curie.

Ketika Perang Dunia I pecah pada 1914, Marie Curie membantu melengkapi ambulans dengan mesin Sinar X. Palang Merah Internasional menunjuknya sebagai pimpinan layanan Radiologi. Ia mengajarkan para dokter bagaimana mengoperasikan mesin Sianr X untuk membantu para serdadu yang terluka. Sinar X membantu dokter untuk melihat bagian dalam tubuh sehingga mereka bisa melihat apa yang salah dengan tubuh pasien.

Riset yang dilakukan Marie membuatnya terpapar radiasi dalam jumlah besar. Pada waktu itu, tak ada yang tahu bahwa radiasi sangat berbahaya. Akibatnya Marie terkena Leukemia, penyakit sejenis kanker darah. Marie Curie meninggal tanggal 4 Juli 1934. Temuan penting Marie Curie yang tetap digunakan saat ini adalah pemanfaatan radiasi untuk memperlambat atau menghancurkan kanker.

Sumber : Microsoft Encarta Encyclopedia 2006