Kelenturan Sikap
Bila Anda menganggap bahwa mengatasi setiap persoalan butuh kekuatan pendirian, ketangguhan otot, dan kekerasan kemauan, maka Anda separuh benar.
Sebuah batu cadas yang keras hanya bisa segera dihancurkan dengan mengerahkan segenap daya kuat. Oleh karenanya, banyak orang melatih diri agar semakin kuat, semakin tangguh dan semakin tegar.
Namun, seringkali kenyataan tak bisa dihadapi dengan pendirian kuat, atau diatasi dengan ketangguhan otot, atau dipecahkan dengan kemauan keras. Ada banyak hal yang tak bisa anda terima, namun harus Anda terima.
Maka, senantiasa anda membutuhkan sebuah kelenturan sikap. Bukanlah kelenturan sikap pertanda kelemahan, melainkan sebuah kekuatan untuk menghadapi segala sesuatu sebagaimana ia ada. Bila anda menganggap bahwa mengatasi persoalan adalah dengan menerima persoalan itu, maka anda menemukan separuh benar yang lain.
Tahukah Anda
Joseph Alois Schumpeter, (1883-1950), seorang teoritikus ekonomi dan sosial keturunan Austria-Amerika lahir di Triesch, Moravia (sekarang Republik Ceko) mengeyam pendidikan di Universitas Wina. Ia mula-mula membuka praktik hukum di Wina tahun 1907. Setelah dikenal sebagai seorang teoritikus ekonomi ia mengajar di berbagai universitas di Wina, Chernivtsi (Ukraina),
Schumpeter sepanjang hidupnya tetap mengajar di Harvard. Ia meraih ketenaran berkat teorinya tentang pentingnya keberadaan entrepreneur dalam dunia bisnis dengan peran sebagai stimulator investasi dan inovasi sehingga terciptalah apa yang disebut Creative Destruction. Creative Destruction muncul ketika inovasi mampu membuat gagasan lama dan teknologi yang ada menjadi usang.
Schumpeter juga memprediksi terjadinya disintegrasi sosial politik dari kapitalisme yang akan menjadi korban dari kesuksesannya karena hal itu akan menciptakan kelas intelektual yang akan menyerangnya. Sebagai tambahan, kontrol pemerintah akan menghancurkan entrepreneur dan inovasi dan akan memicu sebuah sosialisme. Buku-bukunya antara lain The Theory of Economic Development (1911), Business Cycles (1939), Capitalism, Socialism, and Democracy (1942) dan The History of Economic Analysis (1954).
Kata Bijak Hari Ini
|