Google

Friday, April 4, 2008

Mengidentifikasi Gen Penyebab Orang Merokok Sekaligus Pemicu Kanker Paru-Paru

Topic : Academic

By Ari Satriyo Wibowo


Bahwa merokok dapat menyebabkan kanker paru-paru sudah banyak orang yang memahaminya. Tetapi apa yang menyebabkan orang merokok? Hal itu masih merupakan misteri. Jawaban atas pertanyaan tersebut yang mendorong sekelompok peneliti deCODE, sebuah perusahaan genome di Eslandia melakuan riset, demikian dilaporkan jurnal Nature.

Dari riset itu diketahui bahwa ada orang yang cenderung kecanduan merokok sehingga merokok setiap hari sementara ada orang yang lain hanya merokok secara berkala saja. Itu sebabnya ada sekelompok orang yang mudah terserang kanker paru-paru dibandingkan lainnya.

Jawaban ternyata ada pada kromosom manusia nomor 15 dan tergantung pada senyawa yang disebut model T dari SNP rs1051730. Sebuah SNP (Single Nucleotide Polymorphism) adalah tempat genome secara rutin dibedakan dengan gen lainnya dengan sebuah huruf genetik tunggal. Dalam kasus ini variasi terjadi di dalam gen ketika molekul reseptor nikotin bekerja.

Dari studi terhadap 13.945 perokok di Eslandia, peneliti deCODE menemukan adanya model T dalam gen berperan membuat orang menjadi perorok berat. Tingkat kesalahan dari penelitian itu telah diminimalkan menjadi seper seribu triliun.

Tidak mengherankan bila memiliki varian model T dalam gen membuat seseorang berpeluang pula terkena kanker paru-paru.Setiap salinan ( bisa nol, satu atau dua, karena satu berasal dari ayah dan satunya lagi dari ibu) telah meningkatkan peluang terkena kanker paru-paru menjadi 30%.

Sesederhana itukah. Gen memicu orang merokok dan merokok memicu timbulnya kanker paru-paru. Ternyata tidak. Hasil riset lainnya yang juga dimuat jurnal Nature menunjukkan hasil yang berbeda.

Periset lainnya Dr. Paul Brennan dan Dr. Christopher Amos sependapat bahwa sesuatu terjadi pada kromosom 15 seperti yang dilaporkan deCODE . Tetapi mereka menyimpulkan bahwa variasi genetika telah secara langsung menyebabkan seseorang terkena kanker paru-paru, ketimbang bereaksi tidak langsung dengan memodifikasi kebiasaan merokok seseorang. Artinya, kanker paru-paru timbul lebih karena daya merokok yang diperkuat ketimbang jumlah rokok yang dikonsumsi seseorang.

Seperti halnya deCODE maka Dr. Brennan (dari International Agency for Research on Cancer di Perancis) dan Dr. Amos (dari Universitas Texas, AS) mengindentifikasikan rs1051730 sebagai SNP penting. Tetapi berbeda dengan deCODE, mereka menemukan bahwa SNP kedua rs8034191 telah ikut berperan pula. Jadi di dalam wilayah kromosom 15 terdapat dua gen reseptor nikotin sehingga sistem bekerjanya menjadi lebih kompleks.

Dr Brennan and Dr Amos melakukan percobaan dengan metode yang berbeda. Mereka membandingkan secara langsung pasien yang menderita kanker paru-paru dengan para perokok yang tidak terkena kanker. Hasilnya, varian gen reseptor nikotin pada kromosom 15 tidak mengubah kebiasaan seseorang merokok tetapi justru meningkatkan risiko seseorang terkena kanker paru-paru. Temuan Dr. Brennan yang tak dilakukan Dr. Amos adalah adanya peningkatan pada mereka yang tidak merokok tetapi terkena kanker paru-paru sekalipun sampelnya kecil.

DeCODE kini mengembangkan tes skrining potensi seseorang terkena kanker paru-paru dengan memanfaatkan rs 1051730.

Bagaimana pendapat Anda?

Sumber : “Smoking out the smoking gene”, The Economist, edisi 3 April 2008