Google

Friday, April 11, 2008

Memanfaatkan Bakteri Bandel Sebagai Pengantar Vaksin



Topic : Academic Business

By Ari Satriyo Wibowo

Selama ini solusi untuk mengatasi penyakit infeksi biasanya menggunakan terapi antibiotika. Karena biasanya antibiotika bekerja sangat spesifik pada suatu proses, mutasi yang terjadi pada bakteri memungkinkan munculnya strain bakteri yang kebal terhadap antibiotika. Itulah sebabnya, pemberian antibiotika biasanya diberikan dalam dosis yang menyebabkan bakteri segera mati dan dalam jangka waktu yang agak panjang agar mutasi tidak terjadi. Penggunaan antibiotika yang tanggung hanya membuka peluang munculnya tipe bakteri yang kebal.

Maka, salah satu pilihan aman adalah menggunakan cara vaksinisasi. Pada vaksinasi bahan antigenik digunakan untuk menghasilkan kekebalan aktif terhadap suatu penyakit sehingga dapat mencegah atau mengurangi pengaruh infeksi organisme alami, baik itu bakteri maupun virus yang masih bersifat liar.

Vaksin dapat berupa galur virus atau bakteri yang telah dilemahkan sehingga tidak menimbulkan penyakit. Vaksin akan mempersiapkan sistem kekebalan manusia untuk bertahan terhadap serangan pathogen tertentu, terutama bakteri, virus, atau toksin.

Masalahnya siapa yang akan membawa vaksin tersebut ke dalam tubuh tepat ke sasarannya? Hal itulah yang dipikirkan Prof. Barry J. Marshall, salah satu pemenang Nobel Kedokteran 2005, yang menemukan bakteri Helicobacter pylory sebagai penyebab penyakit tukak lambung dan kanker perut.

Bakteri H.Pylori dikenal bandel dan dapat di hidup di dalam perut manusia dalam jangka waktu lama. Padahal perut manusia memiliki derajat keasaman yang tinggi dengan pH 2 mendekati keasaman aki mobil. Yang lebih mengejutkan dalam perut Mumi yang berasal dari suku Inca dari Amerika Selatan dan mumi di zaman Mesir Kuno pada perut mereka ditemukan adanya tanda-tanda keberadaan bakteri Helicobacter itu.

Sifatnya yang bandel itulah yang hendak dimanfaatkan Prof. Barry J. Marshall sebagai pengantar vaksin ke tubuh manusia. Ragam vaksin seperti Hepatitis C, HIV, TB, Malaria, Sars, Flu Burung, Tetanus atau Rubella dapat dibawa sang bakteri H.pylori itu ke sasaran yang dituju dengan cara oral (diminum) bukan disuntikkan ke tubuh.

Oleh karena itu, Prof. Barry J. Marshall kemudian mendirikan ONDEK sekaligus menjadi direkturnya. ONDEK adalah sebuah perusahaan Bioteknologi di Perth, Australia Barat yang memproduksi vaksin yang khusus memanfaatkan bakteri Helicobacter pylori untuk mengirimkan vaksin ke tubuh manusia.

“ Ini merupakan langkah sulit dan proyek jangka panjang. Tetapi suatu ketika di masa datang saya harapkan vaksin akhirnya berhasil diperoleh dalam bentuk diminum atau dalam bentuk makanan ketimbang dalam bentuk disuntikkan ke tubuh manusia,” kata Prof. Barry Marshal dalam wawancara tertulis dengan blogger ABGNET.

Sayangnya, vaksin bukanlah proyek yang menguntungkan secara bisnis karena pasien hanya mengalami vaksinisasi sekali seumur hidup dengan biayanya hanya beberapa dolar saja sehingga belum banyak yang menerjuninya. Agaknya perlu dipikirkan bagaimana membuat model bisnis baru bagi vaksin agar menarik bagi dunia bisnis.

Bagaimana pendapat Anda?