Google

Saturday, June 28, 2008

Hadapi Kanker dengan Asuransi

Topic : Business

By Hanna Prabandari, Wartawan Bisnis Indonesia

Eka tak pernah menyangka, di usianya yang baru menginjak 32 tahun dokter memvonisnya mengidap kanker payudara. Ibu dengan satu anak yang masih berusia 2,5 tahun ini jelas panik. Maklum, kanker menjadi salah satu penyakit mematikan. Belum lagi biaya yang harus dikeluarkan untuk pengobatan tidak murah.

Untunglah dia memiliki polis asuransi jiwa plus investasi yang diperluas dengan perlindungan penyakit termasuk 32 penyakit kritis yang mencakup kanker. Awalnya dia sama sekali tidak memperhitungkan manfaat asuransi yang akan diambilnya.

Karyawan swasta ini hanya ingin menempatkan dana investasinya di unit-linked untuk bekal jika anaknya memerlukan biaya pendidikan di jenjang perguruan tinggi. Nyatanya ketika kesusahan datang, asuransi jadi pelindungnya.

Gaya hidup tidak sehat dan tingkat stres berlebihan menyebabkan kanker semakin menjadi momok dewasa ini. International Union Againts Cancer (Union Internationale Contrele Cancer/ UICC) memperkirakan penderita kanker di negara berkembang pada 2020 bisa mencapai angka 10 juta orang, dengan 16 kasus baru setiap tahunnya.

Jika penyakit tersebut dideteksi lebih awal, kemungkinan untuk sembuh masih terbuka lebar dan dana yang dikeluarkan tidak terlalu besar. Namun, sebagian besar kanker sukar dideteksi pada fase dini, biasanya gejala baru muncul pada stadium lanjut.

Jika mencapai tahap tersebut biaya pengobatan yang diperlukan sangat besar. Tak jarang penderita kanker menjual harta bendanya demi berobat. Asuransi sebagai lembaga yang mengambil alih setiap risiko yang mungkin timbul mulai melirik hal itu sebagai ceruk pasar baru.

Biasanya critical illness atau penyakit kritis seperti jantung, stroke, gagal ginjal, tumor, dan kanker hanya menjadi rider atau asuransi tambahan sehingga asuransi jiwa semakin lengkap. Namun, beberapa perusahaan mulai memasarkan asuransi khusus untuk kanker seperti halnya PT Asuransi Jiwa Sinarmas melalui Simas Cancer Insurance dan PT Asuransi Jiwa Mega Life melalui Mega Comfort yang baru diluncurkan.

Mega Life sebelumnya telah memiliki produk unggulan Kado Sehat yang memberikan jaminan santunan harian rawat inap di rumah sakit dan kanker menjadi salah satu penyakit yang paling sering diklaim. Itulah alasan Mega Life mengeluarkan Mega Comfort.

Karena saat ini produk serupa masih sangat sedikit di pasaran, Mega Life optimistis produk tersebut dapat meraih 2.500 peserta dalam waktu tiga bulan ke depan. Produk tersebut dipasarkan dengan iuran bulanan mulai Rp50.000 dan tersedia dalam tiga pilihan paket beserta nilai santunannya yakni Gold Rp25 juta, Sapphire Rp50 juta, dan Diamond Rp100 juta.

Besarnya iuran tergantung pada usia peserta dan paket yang dipilih, dengan usia masuk yang diperkenankan 21 hingga 50 tahun. "Biasanya penyakit kritis hanya di-cover hingga 45 tahun, namun kami perluas menjadi 50 tahun," ujar Direktur Operasional dan Teknologi Mega Life Claudia Ingkiriwang.

Berbeda dengan Mega Life, PT Asuransi Jiwa Central Asia Raya (CAR) memilih untuk tidak membuat produk khusus untuk per penyakit. Produk asuransi jiwa yang memiliki tambahan manfaat untuk kesehatan termasuk 32 penyakit kritis termasuk kanker dirasa sudah mencukupi.

"Kami melihat hal itu tidak terlalu diperlukan karena rider saja menurut saya sudah lebih dari cukup. Asuransi kesehatan menutup semua penyakit termasuk kanker, masyarakat lebih menyukai yang seperti itu," kata Direktur Pemasaran Hero Samudra.

Selain itu, ujar Hero, sepanjang pengalaman CAR menutup 32 jenis penyakit tersebut klaim untuk kanker tergolong rendah. "Tertinggi masih jantung."

Ketua III Pendidikan dan Penyuluhan Yayasan Kanker Indonesia Sumarjati Arjoso mengakui skema asuransi sangat diperlukan. Dia menjelaskan banyak masyarakat yang tidak mampu berobat tuntas karena kendala biaya.

"Tapi perusahaan asuransi selain menjual produknya juga harus memberikan pendidikan tentang gaya hidup sehat kepada masyarakat, jadi mereka juga tidak perlu mengeluarkan uang besar untuk klaim," tuturnya. (hanna.prabandari@bisnis.co.id)

Sumber : Bisnis Indonesia, Sabtu, 28 Juni 2008