Google

Monday, June 23, 2008

Tahukah Anda ?


http://www.sciencedaily.com/images/2008/06/080613104801-large.jpg


Cara Baru Bakteri Berkelit dari Sistem Imun Tubuh


Bakteri yang membuat banyak orang menderita itu memiliki trik molekuler yang membuatnya amat ganas. Tim ilmuwan dari University of Rochester Medical Center di New York, Amerika Serikat, mengidentifikasi sebuah protein yang memungkinkan bakteri itu tak terdeteksi di dalam tubuh. Strategi ini memberikan waktu yang cukup baginya untuk diam-diam memperkuat posisinya sebelum sistem imun organisme yang diserangnya bangkit untuk menghalau penyusup.

"Peradangan yang terjadi segera setelah infeksi bakteri membantu tubuh memerangi kuman, seperti salmonella, dengan cepat," kata Jun Sun, ketua tim dan asisten profesor gastroenterologi dan hepatologi itu. "Namun, ada kemungkinan salmonella secara khusus dilengkapi perangkat yang membuatnya lolos dari sistem imun pada tahap awal, pelan-pelan tumbuh kemudian membuat inangnya sakit parah. Salmonella lebih cerdik daripada apa yang kami bayangkan."

Tim Sun menemukan protein virulen yang dikenal sebagai AvrA yang mengurangi respons peradangan. Itu membantu bakteri menghindari keganasan sistem imun sehingga ia mempunyai cukup waktu untuk tumbuh dan berkembang sebelum ia harus mengerahkan energi untuk berperang dengan sel imun seperti neutrophil. "AvrA membuat salmonella berdamai dengan tubuh," kata Sun. "Itu berita jelek bagi tubuh karena bakteri bisa menyebar. AvrA memungkinkan bakteri tersebut merusak tubuh tanpa diketahui. Bakteri itu telah berubah selama jutaan tahun, membuatnya memiliki trik yang belum kita pahami."

AvrA adalah satu dari beberapa protein salmonella yang mempengaruhi sel pada dinding usus dan perut atau sel epitel. Sel-sel ini saling bertautan erat berkat molekul protein penggabung, yang membatasi ketat segala molekul dan substansi di dalam atau di luar kolon. Protein-protein salmonella melonggarkan molekul penggabung dan menerobos pembatas sehingga tubuh tak berdaya terhadap infeksi

Sumber : TempoInteraktif, 22 Juni 2008 dan ScienceDaily