Google

Thursday, June 26, 2008

Perilaku Hidup Sehat Mampu Menghentikan Ulah Gen Penyebab Kanker

Topic : Academic

By Ari Satriyo Wibowo

Sudah jamak diketahui bahwa sikap hidup sehat dapat mencegah kanker. Sudah terbukti pula bahwa hidup yang bersih dapat membantu para penderita tumor untuk bertahan hidup lebih lama. Bahkan dapat mencegah penyakit datang kembali. Beberapa studi menunjukkan efek tersebut dalam hal kanker payudara dan kanker usus besar. Tetapi bagaimana cara kerjanya di tingkat bilogi molekuler masih tetap menjadi misteri.

Dr. Dean Ornish dari Universitas Kalifornia di San Fransisco mencoba mengungkap misteri itu. Selain sebagai pekerja akademis, Dr. Ornish adalah pendiri Preventive Medicine Research Institute, sebuah yayasan sosial yang bermarkas besar di Sausalito, Kalifornia. Ia juga dikenal sebagai penulis buku di bidang preventive medicine dan konsultan produsen makanan besar. Dr. Ornish merupakan orang pertama yang menunjukkan bahwa hidup sehat ( melakukan diet vegetarian rendah lemak, banyak olahraga dan tidak merokok) tidak boleh berhenti dan mampu mencegah terjadinya penyakit jantung koroner.

Ia dan teman-teman kemudian memutuskan untuk melihat aktifitas gen pada selompok orang penderita kanker yang bersedia mengubah perilaku hidup mereka menjadi sehat ketimbang harus menjalani perawatan kesehatan.

Tim tersebut memilih penderita kanker prostat pada penelitian itu. Para peneliti memilih kanker prostat karena perkembangannya yang lambat. Ketika suatu penyakit kanker didiagnosa awal, maka tidak melakukan apapun merupan cara masuk akal untuk menghindari trauma operasi, radiasi atau terapi hormon. Dr. Ornish memasukkan 30 pasien stadium awal kanker prostat dalam program “perubahan gaya hidup komprehensif”. Di antaranya diet rendah lemak, whole food, diet berbasiskan sayur-sayuran, manajemen stres, latihan tubuh ringan, menciptakan kelompok pendudung psikososial. Pasien dicatat kondisi awal ketika memasuki progrma dan dibandingkan tiga bulan kemudian untuk melihat apa saja yang telah berubah.

Bagai tingkat gen agar proses tersebut bekerja maka harus diterjemahkan melalui pembawa pesan molekuler. Sebuah molekul substansi yang disebut RNA membawa instruksi pembuatan protein kepada sebuah sel, tentang protein apa saja yang dibuat. Semakin banyak messenger RNA maka semakin aktif gen. Berdasar jumlah messenger DNA maka dapat dilihat efek pada gen pada penyembuhan kanker. Dr. Ornish menyebutnya sebagai gene chip technology.

Ia dan tim peneliti menemukan bahwa setelah tiga bulan, aktivitas dari 500 gen diubah di prostat sebagai bentuk gen yang bersifat melawan kanker. Kehidupan yang baik akan mematikan gen yang mempromosikan tumor (disebut Oncogenes) --- termasuk beberapa yang ditargetkan untuk menjadi obat anti kanker. Sementara itu, gen pencegah penyakit termasuk salah satu protein yang membantu sistem kekebalan tubuh untuk mengenali sel tumor akan diaktifkan. Meski begitu bagaimana perubahan gaya hidup sehat berakibat pada gen tidaklah jelas. Tetapi, studi itu menunjukkan bahwa proses tersebut mencapai tingkatan biologi moleluler dalam tubuh.

Temuan Dr. Ornish itu sekali lagi menunjukkan bahwa tingkat kemauan pasien untuk mengubah perilaku hidup menjadi sehat akan mampu menanggulangi penyakit kanker yang mereka derita. “Karena semuanya berada pada tingkat gen,” pungkas Dr. Ornish.

Sumber : "Better than cure", The Economist, 19 Juni 2008