Google

Thursday, March 6, 2008

Tahukah Anda?


Sumber gambar: http://www.bird-watching-papua-adventure-travel.com/images/slide01.jpg

Tanah Papua: Paru-paru dunia yang harus dijaga


Tanah Papua yang dikenal sebagai salah satu hutan alami terbesar di Indonesia yang masih luas, saat ini keberadaannya terancam. Oleh karena itu, pada 19-20 Februari 2008 lalu di Jayapura dilakukan pertemuan antara Pemerintah Papua dan Papua Barat dengan Mitra Pembangunan Papua.

Pertemuan bertujuan memetakan dan menyelaraskan tujuan-tujuan dari beberapa rencana pembangunan yang tengah berjalan atau rencana yang berasal dari prakarasa antara pemerintah, bersama para donor dan organisasi internasional lainnya.

Hadir pada pertemuan tersebut, Emmy Hafild, Direktur eksekutif Greenpeace Asia Tenggara dengan misi untuk meyerukan penghentian penggundulan hutan (Zero Deforestation). Greenpeace hadir pada acara ini untuk menindaklanjuti dari hasil pertemuan di Bali saat Pertemuan Perubahaan Iklim (UNFCCC) dengan Gubernur Papua Barnabas Suebu dan Gubernur Papua Barat Abraham Oktavianus Atururi.

[R]evolusi Energi

Tahun lalu Greenpeace meluncurkan [R]evolusi Energi, yang memperlihatkan secara konklusif bahwa meskipun tanpa CCS (teknologi penangkapan dan penyimpanan karbon pada industri berbahan bakar batu bara) atau tenaga nuklir, dunia masih dapat memenuhi kebutuhan energinya dengan meningkatkan efisiensi penggunaan energi serta beralih kepada energi alternative atau terbarukan seperti angin, matahari, gelombang laut dan sebagainya.

Sangat disayangkan, ketika beberapa negara seperti Inggris sedang membicarakan masalah perubahan iklim, yang menurut mereka adalah ancaman serius bagi peradaban manusia selain terorisme, di lain pihak mereka mendorong dibangunnya pembangkit listrik tenaga batubara.

Aktivis Greenpeace telah meyampaikan keberatan kepada industri batubara dengan pesan kami secara langsung dan jelas kepada industri tersebut bahwa batubara bukan industri yang bebas dari karbon.

Setiap biaya yang dikeluarkan untuk solusi yang salah seperti CCS lebih baik digunakan untuk solusi nyata seperti pemanfaatan energi terbarukan dan meningkatkan efisiensi energi. Sementara, aktivitas FutureGen adalah sebuah pertarungan, penawaran pengurangan asap dari industri global batubara hanya untuk menutupi efek besar perubahan iklim yang disebabkan oleh pembakaran batubara yang harus segera dihilangkan.

Penangkapan dan penyimpanan karbon (CCS) adalah harapan terakhir dari industri batubara agar tetap relevan pada kebutuhan dunia yang lapar akan energi bebas karbon. Ide dibelakang CCS ini sangat sederhana, yakni karbon dioksida yang dilepaskan batubara yang terbakar, ditangkap, dan dibuang ke bawah tanah dan diharapkan tidak lepas ke atmosfir. Masalahnya tidak ada jaminan bahwa teknologi itu akan berhasil dalam skala yang dibutuhkan untuk menahan perubahan iklim dan tidak ada yang bisa memberikan garansi bahwa karbon dioksida itu akan tetap berada di tempat pembuangannya.

Sumber : Greenpeace