Google

Friday, March 28, 2008

Pola Kerjasama yang Pantas Ditiru

Topic : Business, Government

Lima BUMN Tanam Kedelai

Lima perusahaan negara, yaitu Perum Perhutani, PT Pertani, PT Petrokimia Gresik, PT Pupuk Kujang, dan PT Sang Hyang Sri, bekerja sama menyediakan lahan dan modal bagi sedikitnya 16.000 petani kedelai. Langkah ini adalah bagian dari partisipasi BUMN mendorong produktivitas pangan nasional.

Direksi kelima BUMN menandatangani nota kesepahaman kerja sama tersebut di Gedung Manggala Wanabhakti, Jakarta, Kamis (27/3). Kelima BUMN berbagi tugas berdasarkan basis usahanya membantu petani yang bergabung dalam kelompok tani untuk memproduksi kedelai.

Pelaksana Tugas Direktur Utama Perhutani Upik Rosalina mengatakan, pihaknya mengambil risiko mengizinkan kelompok petani mengembangkan tanaman pangan dengan sistem tumpang sari di bawah pohon. Langkah ini diharapkan bisa meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap Perhutani.

Awalnya, pemerintah meminta areal penanaman seluas 150.000 hektar. Namun, lahan Perhutani yang bisa ditanami berbagai komoditas pertanian pada tahun 2008 ada 114.000 hektar.

Dari luas tersebut, areal yang bisa langsung ditanami kedelai pada bulan Maret ini hanya 4.062,5 hektar. Lahan tersebut berlokasi di Unit I Jawa Tengah seluas 401,7 hektar, Unit II Jawa Timur seluas 925,2 hektar, dan Unit III Jawa Barat dan Banten seluas 2.735,6 hektar.

Berbagi tugas

Sebanyak 16.000 petani yang terlibat dalam proyek percontohan ini bergabung dalam 31 lembaga masyarakat desa hutan (LMDH), organisasi binaan Perhutani untuk masyarakat di sekitar hutan. Kelima BUMN berbagi tugas mendampingi petani sejak penyiapan lahan sampai penyerapan hasil panen.

Sang Hyang Sri akan menyediakan benih unggul, Petrokimia Gresik (yang berlokasi di Jawa Timur) dan Pupuk Kujang (Jawa Barat) akan menyediakan pupuk dan pestisida, serta Pertani memasok sarana produksi pertanian dan membeli hasil panen.

Direktur Utama Pertani Dwi Antono mengatakan, pihaknya akan membeli kedelai petani sesuai harga pasar. Pertani telah bekerja sama dengan para produsen tahu-tempe yang membutuhkan kedelai sebagai bahan baku produksinya untuk menyalurkan kedelai lokal tersebut.

Dalam skema ini digambarkan, petani tinggal bekerja menyiapkan lahan, menanam, merawat, sampai memanen dengan dukungan dari kelima BUMN itu. Pengembalian modal dilakukan setelah panen.

Biaya produksi kedelai Rp 1,2 juta per hektar dipotong dari penjualan hasil panen. Hasil penjualan bersih akan dibagi antara petani dan BUMN.

”Kami sedang menghitung berapa persen dari keuntungan yang akan diserahkan kepada petani. Yang jelas, petani akan dapat lebih dari 50 persen,” kata Upik.

Upik menambahkan, pada musim tanam bulan November 2008, Perhutani menyiapkan lagi lahan seluas 50.000 hektar untuk penanaman selanjutnya. Direktur Utama Sang Hyang Sri Edi Budiono mengatakan, selain dengan Perhutani, pihaknya juga bekerja sama dengan PT Perkebunan Nusantara II, V, VII, XIV, dan Rajawali Nusantara Indonesia untuk program serupa.

”Kami akan menanam kedelai seluas 2.000 hektar di areal PTPN II di Sumatera Utara,” kata Edi.(ham)

Sumber : Harian Kompas, 28 Maret 2008