Google

Wednesday, March 5, 2008

Prestasi Audrey Clarissa, Anggota Steering Committee iBiotech 2008

Topic : Academic

Beberapa anggota panitia Pameran iBotech 2008 yang juga merupakan anggota Indonesia Biotechnology Student Forum (IBSF) ternyata merupakan pribadi-pribadi hebat. Salah satu di antaranya adalah Audrey Clarissa.

Alumni Sekolah Farmasi ITB angkatan 2002 ini memiliki prestasi luar biasa. Ia terpilih sebagai Presiden International Pharmaceutical Students Federation (IPSF) untuk masa jabatan 2006–2007. IPSF adalah sebuah organisasi internasional yang beranggotakan 350.000 mahasiswa farmasi di lebih dari 70 negara dan diakui memiliki ikatan kuat dengan organisasi PBB seperti WHO, UNESCO dan Ecosoc. Audrey yang lahir di Bandung pada tanggal 5 Januari 1985 ini adalah presiden IPSF pertama yang berasal dari Asia sejak organisasi tersebut berdiri pada tahun 1949 di London, Inggris.

Mojang yang masa kecilnya dihabiskan di Sukabumi ini tak menyangka dirinya akan menduduki kursi terhormat itu dalam pemilihan yang diadakan pada Kongres IPSF ke–52, yang berlangsung di Cairns, Australia. Apalagi, Audrey adalah satu–satunya wakil Asia yang bersaing di acara tersebut. Namun, Audrey dapat melenggang dengan santai lantaran dua kandidat lainnya dari AS dan Eropa undur diri dari kompetisi. Padahal jadwal wawancara panitia kongres dengannya bertepatan dengan hari ujian, sehingga Audrey pun diwawancarai Sidang General Assembly IPSF lewat teleconference yang difasilitasi ITB.

Keberhasilan ini membawa Audrey berdomisili dan berkantor di Denhaag, Belanda, selama satu tahun dan menghadiri berbagai pertemuan profesional di berbagai negara. Program yang diembannya sendiri tak ringan. IPSF kini tengah mencari standar kurikulum pengajaran farmasi untuk berbagai kampus di belahan dunia.

Namun, keberhasilan Audrey ini tak didapat begitu saja. Semuanya dirintis sejak awal ia berprestasi di sekolah dasar di Sukabumi hingga sekolah menengah di Bandung. Kemudian, ketertarikannya terhadap dunia farmasi makin berkembang ketika ia berhasil memasuki jurusan farmasi ITB melalui ujian SPMB.

Sang ayah, Rusman Hermawan, seorang apoteker, yang mendorongnya berkorespondensi dengan organisasi mahasiswa farmasi regional dan internasional. Bermula dari menjadi ”penonton” acara Asia Pacific Regional Organisation (APRO) di Thailand pada 2003 dengan bekal sponsor orang tua sendiri, ia memberanikan diri ikut di pertemuan lebih besar lagi di Kanada pada 2004. Bermodal ”restu” dari jurusan farmasi ITB, ia pun mendaftarkan Indonesia masuk menjadi anggota IPSF. Dan ternyata hanya dalam tempo dua tahun saja Indonesia berhasil merebut posisi sebagai Ketua IPSF. Sungguh luar biasa.

Audrey yang lulus Sekolah Farmasi ITB dengan IPK 3,59 dari skala 4 kini sedang menempuh pendidikan profesi apoteker di kampus almamaternya itu.

Bagaimana pendapat Anda?

Sumber data tambahan : ITB News, Sinar Harapan dan Majalah Tempo