Google

Monday, May 12, 2008

MRIN Diresmikan, Ilmuwan Indonesia Berpeluang Meraih Nobel di Masa Depan







Topic : Academic, Business, Government

By Ari Satriyo Wibowo

Mochtar Riady Institute for Nanotechnology (MRIN) yaitu lembaga riset kanker swasta yang pertama di Indonesia, diresmikan di Lippo Karawaci, Tangerang, Banten, Senin, 12 Mei 2008.

Sebagai tahap awal MRIN yang merupakan lembaga riset kanker swasta pertama dan terlengkap di Indonesia itu akan memfokuskan penelitian pada bidang kanker hati "Kami memilih spesialisasi penelitian pada kanker hati karena penyakit ini merupakan salah satu dari jenis penyakit kanker yang paling sering ditemui di dunia dan diperkirakan menyebabkan kematian lebih dari 600 ribu orang setiap tahun," ujar Mochtar Riady, yang merupakan pendiri kelompok usaha Lippo.

Peresmian MRIN bertepatan pula dengan perayaan ulang tahun Mochtar Riady ke 79 sehingga pembukaan MRIN itu pun ditandai dengan pelepasan 1929 balon yang melambangkan tahun kelahiran Mohtar Riady yang kemudian diikat menjadi 79 kumpulan balon ke angkasa.


Pada kesempatan itu , hadir beberapa tamu kehormatan, antara lain, Menristek Dr.Kusmayanto Kadiman, Ketua Kehormatan Dewan Penasehat Keilmuan MRIN Prof.Dr.BJ.Habibie, Mensos Bachtiar Chamsyah, pendiri Yayasan Pelita Harapan James T.Riady, Presiden MRIN Prof.Susan Tai dan Gubernur DKI Jaya Fauzi Bowo. Selain itu, tampil sebagai Keynote speaker Prof. Dr. Leroy Hood dari Institute for System Biology dari Seattle, AS dengan presentasi berjudul " From Reactive Medicine To An Emerging Medicine That Is Predictive, Personalized, Preventive and Participatory (P4)"

Menurut Mochtar Riady, tujuan pendirian MRIN adalah untuk melaksanakan penelitian inovatif dalam hal pengendalian dan juga memberikan pemahaman baru terhadap penyebab kanker, diagnosa dini, pengendalian dan pengobatan kanker untuk kemajuan penelitian medis dan ilmiah di masa depan.


Selain itu, keberadaan MRIN diharapkan dapat menghasilkan penemuan-penemuan yang bermanfaat bagi pasien kanker di Indonesia. MRIN saat ini sedang mematenkan dua temuannya di Hongkong dan Australia.


"Tidak tertutup kemungkinan pada masa depan ilwuwan MRIN dapat menghasilkan temuan berbobot dan memenangkan hadiah Nobel. Itu untuk bangsa Indonesia, bukan cuma untuk MRIN," katanya.


MRIN didirikan dengan investasi senilai US$ 30 juta sementara biaya operasional per tahun diperkirakan sekitar US$ 3 juta.


MRIN terdiri atas lima divisi inti yakni Divisi Molecular Epidemiology, Divisi Proteomic, Divisi Single Nucleotide Polymorphisms (SNP), Divisi Immunology, dan Divisi Genomic.