Google

Monday, July 30, 2007

Kerjasama ABG Mesti Dibungkus Komponen C (Community)


Topic : Government

Kalimat di atas merupakan komentar singkat yang disampaikan Bapak Menristek Kusmayanto Kadiman atau akrab disapa sebagai ”KK” ke ABGNET Blog Komunitas ABG ini.

Pesan itu sangat sarat makna karena ABG sesungguhnya tidak bisa berdiri sendiri tanpa adanya peranan dari Komunitas atau Masyarakat. Oleh karena itu, agar pembaca blog yang terhormat dapat menyelami lebih dalam pesan beliau maka sengaja kami terjemahkan kembali pokok-pokok pemikiran beliau dari makalah berjudul ”The Triple Helix and the Public” yang disampaikan dalam ”Seminar On Balanced Perspective in Business Practises, Governance and Personal Life” di Merchantile Club, Wisma BCA, 7 Desember 2006. Makalah aslinya dalam format PDF dapat Anda unduh di http://www.ristek.go.id/ , di tombol link Makalah Menteri yang terletak di bagian kanan website itu.

Berikut ringkasannya :

Kerjasama Triple Helix Academic-Business-Government yang populer disebut ABG telah menjadi isu utama dalam pembuatan kebijakan publik.

Sesungguhnya, banyak orang kunci dari kelompok ABG menyadari bahwa hubungan di antara tiga sektor tersebut harus dipererat. Saat ini semakin terbuka dan intensif komunikasi yang terjadi antara komunitas akademis dan bisnis, bisnis dan pemerintah maupun antara pemerintah dan institusi pendidikan.

Ketika banyak kalangan universitas yang berjuang mati-matian agar institusi mereka bisa menjadi universitas riset pada saat yang bersamaan universitas dituntut pula untuk menjadi institusi pendidikan yang memiliki jiwa kewirausahaan. Maksudnya, selain tugas utama mereka sebagai perguruan tinggi dan riset akademis, universitas diharapkan mampu menyediakan sumber daya manusia yang memiliki kualifikasi tinggi yang dapat membuahkan hasil riset yang yang sesuai dengan kebutuhan pasar atau memiliki nilai komersial. Meski begitu, Menristek memberi catatan khusus, bahwa universitas yang memiliki jiwa kewirausahaan jangan disamakan dengan universitas yang bersifat komersial.

Di lain pihak, komunitas bisnis harus mengalokasikan dana untuk mendukung aktivitas riset yang dilakukan di universitas atau mengadakan kerjasama timbal balik dalam bidang riset.

Universitas diharapkan mampu menyokong pemecahan masalah yang ditemui pemerintah dalam semua aspek pengembangan dan penyediaan informasi akurat serta menyeluruh sebagai acuan dalam membuat peraturan dan kebijakan publik. Komitmen pemerintah untuk meningkatkan alokasi anggaran pendidikan menjadi 20 persen dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) harus dilihat perguruan tinggi sebagi momentum untuk meraih kedudukan akademis lebih baik dan meraih kemandirian institusi.


Pemerintah dan kalangan bisnis harus menetapkan bentuk kerjasama yang mereka lakukan. Peraturan dan kebijakan publik yang dibuat pemerintah hendaknya mampu merangsang pertumbuhan investasi domestik dan investasi asing. Di sisi lain, kalangan bisnis diharapkan menerapkan praktik bisnis yang etis, tidak melulu memikirkan bagaimana mencetak laba saja , tetapi juga memainkan peranan penting dalam pengembangan komunitas dan tanggung jawab sosial yang lain.


Co-Evolusi dari ABG. Menjaga keseimbangan peran di antara masyarakat bisnis, institusi pemerintah dan masyarakat akademis adalah suatu usaha yang terus-menerus dan dinamis. Setiap ABG bekerja pada landasan masing-masing. Bergerak ke kiri atau ke kanan, maju atau mundur merupakan suatu gerakan dinamis alamiah dari aktivitas yang bergerak maju.

Triple Helix ABG ini, menurut Kusmayanto Kadiman, tidak bisa disederhanakan menjadi interaksi timbal balik antar masing-masing sektor A-B, B-G, dan A-G. Oleh karena itu, KK menyisipkan Masyarakat Akademis (Academic Society) sebagai satu bagian yang yang tidak dapat dipisahkan dari ABG

Adalah baik untuk memusatkan kerjasama timbal balik antara B dan G. ”Namun, akan jauh lebih menyeluruh bila dalam mendiskusikan hubungan dari dua belah pihak tersebut kita juga membuka pintu lebar-lebar bagi masyarakat akademis untuk berkontribusi,” demikian tulis Kusmayanto Kadiman dalam makalahnya itu.

Isu umum dan populer mengenai hubungan antara B dan G adalah mengenai [ 1] kebutuhan pemerintah untuk memberikan layanan yang lebih baik dalam memberikan fasilitas bagi aktivitas bisnis. Di antaranya kebijakan publik yang mendukung, prosedur yang jelas, proses yang cepat dan pengeluaran yang sepantasnya untuk keperluan perijinan serta menciptakan iklim bisnis yang bagus berkaitan dengan keamanan, pajak, masalah perburuhan dan dukungan infrastruktur.

Sebagai imbalannya maka [2] komunitas bisnis akan meningkatkan peranan mereka sebagai mitra pemerintah dalam mengembangkan ekonomi nasional dan memperbaiki kesejahteraan sosial dari komunitas lokal di mana bisnis tadi berasal. Peranan komunitas bisnis dalam perbaikan pendidikan, kesehatan, kesempatan kerja dan infrastruktur transportasi adalah yang umum ditanyakan oleh komunitas lokal.

Bila Komunitas (C, Community) atau Publik (M, Masyarakat) merupakan elemen penting dari kerjasama Triple Helix ABG itu mengapa mereka tidak diwujudkan sekalian sebagai mata rantai yang ke empat dari sebuah kerjasama Four Helix ABGC?

Menurut Kusmayanto Kadiman, Community atau Masyarakat mesti dilibatkan dalam aktivitas Triple Helix tetapi tidak perlu dimasukkan sebagai mata rantai yang keempat. Mengapa? Sebab, kalau dimasukkan maka Community hanya akan menjadi Stakeholder baru saja tetapi bukan berperan sebagai suatu komponen civil society yang mendorong terwujudnya co-evolusi dari kerjasama Triple Helix ABG.

Harus diingat, tambahnya, bahwa setiap individu di masyarakat, tanpa memandang posisi maupun profesinya, merupakan bagian dari ”Masyarakat” (Publik atau Komunitas). Sebagai contoh , seseorang yang berkecimpung di bisnis farmasi boleh jadi merupakan anggota GP FARMASI tetapi pada saat bersamaan ia juga merupakan bagian dari ”Masyarakat” (Publik atau Komunitas) yang juga perlu dipuaskan kebutuhannya akan sandang, pangan, papan, kesehatan, pendidikan, kebutuhan rekreasi dan sebagainya.

Jadi disini jelas bahwa ”Masyarakat” ( Publik atau Komunitas) meliputi keseluruhan komunitas, sedangkan ABG adalah merupakan ”bagian kecil” dari masyarakat yang besar itu. Sekalipun demikian, ABG mampu menentukan ”hitam-putih” atau ”berwarna”-nya keseluruhan komunitas.

Bagaimana pendapat Anda para pembaca? Ditunggu komentar Anda sebagai bagian dari komunitas (C, Community). (ASW)