Google

Wednesday, July 18, 2007

Belajar dari Kisah Sukses Universitas Cambridge Mencetak 83 Alumni Pemenang Hadiah Nobel



Topik : Academic

Komunitas ABG tampaknya harus belajar banyak dari kisah Universitas Cambridge di Inggris. Universitas itu berhasil mencetak 83 alumni peraih Hadiah Nobel, bekerjasama erat dengan dunia bisnis teknologi tinggi hingga menciptakan “Silicon Valley” baru di Inggris serta melahirkan lima orang insan yang dipandang telah mengubah dunia.

Tidak mengherankan bila dr. Doddy P. Partomihardjo, Ketua Iluni FKUI, berencana mengundang para professor universitas tersebut ke Indonesia untuk berbagi pengalaman bekerjasama dengan FKUI dan IDI dalam rangka Ulang Tahun ke-800 universitas itu pada 2009.

Universitas tertua kedua di dunia tersebut berdasarkan catatan sejarah tumbuh dari sebuah perhimpunan sarjana di kota Cambridge, Inggris yang kabur dari Universitas Oxford setelah bertengkar dengan penduduk kota sana tahun 1209.

Universitas Oxford dan Cambridge, sering dijuluki Oxbridge, telah memiliki sejarah kompetisi sengit satu sama lain dan dipandang luas sebagai universitas paling elit dan bergengsi di Inggris Raya.

Alumni Universitas Cambridge memenangkan 83 Penghargaan Nobel. Sebuah jumlah yang tak tertandingi universitas lain di dunia hingga saat ini. Dari 83 pemenang Penghargaan Nobel tersebut , 70 orang di antaranya tercatat sebagai mahasiswa tingkat sarjana dan pascasarjana di sana dan bukan sebagai "associate researcher" atau "fellowship researcher” atau sekadar professor saja. Bandingkan dengan Universitas Chicago yang menempati peringkat ke-2 dalam jumlah pemenang Penghargaan Nobel, dengan 79 orang tetapi hanya 30 orang saja yang pernah belajar di Universitas Chicago sebagai mahasiswa tingkat sarjana atau pascasarjana.

Dalam sigi sebagai universitas riset yang diselenggarakan The Times Higher Education Supplement (THES), Quacquarelli Symands (QS) dan Universitas Jiao Tong Shanghai pada 2006 peringkat Universitas Cambridge menempati urutan kedua di dunia.

Riset THES-QS menempatkan universitas tersebut di urutan pertama dalam bidang ilmu pasti, biomedis (termasuk kedokteran) dan seni. Peringkat keempat dalam ilmu sosial serta peringkat keenam dalam teknologi. Survey majalah Newsweek tahun 2006 menempatkan Universitas Cambridge dalam peringkat keenam dunia dalam keseluruhan bidang ilmu.

Sedangkan, Research Assessment Exercise pada 2001, mendudukkan Cambridge di peringkat pertama sebagai universitas terbaik di Inggris. Pada tahun 2005 dilaporkan bahwa Cambridge menghasillkan peraih gelar doktor (PhD) per tahun terbanyak dibandingkan universitas lain di Inggris (lebih dari 30 persen dibandingkan pesaing terdekatnya Universitas Oxford).

Sementara itu, studi yang dilakukan Thomson Scientific pada tahun 2006 menunjukkan Cambridge menghasilkan makalah riset terbanyak dibandingkan universitas lain di Inggris selain sebagai penghasil riset top di antara 10 dari 21 universitas terbaik di Inggris. Studi lain menunjukkan bahwa Cambridge memenangkan hibah penelitian lebih banyak yakni sebesar 6,6 persen dibandingkan universitas lain di Inggris.

Disamping mencetak tokoh-tokoh terkemuka di bidang seni dan kemanusiaan, Cambridge dikenal pula sebagai penghasil ilmuwan dan matematikawan tersohor. Di antaranya Isaac Newton (gaya gravitasi), Charles Darwin (teori evolusi), William Harvey (penemu sirkulasi darah dan peran jantung), Paul Dirac (teori kuantum) , J.J. Thomson (penemu elektron), Ernest Rutherford (teori struktur atom) , Jane Goodall (ahli Simpanse) , James Clerk Maxwell (penemu gelombang elektromagnetik), Francis Crick (penemu DNA), John Maynard Keynes (ekonom penemu teori harga) , Alan Turing (penemu teori komputer) dan Sthephen Hawking (pencetus teori Lubang Hitam).


Bahkan, menurut dr. Doddy, ada 5 (lima) orang lulusannya yang dipandang telah ikut mengubah dunia. Mereka adalah :

1. Sir Issac Newton (teori gaya tarik bumi)
2. Sir Charles Darwin (teori evolusi manusia)
3. Ernest Rutterford (teori struktur atom)
4. Francis Crick (salah satu penemu mata rantai Double Helix DNA)
5. Stephen Hawking (teori Lubang Hitam)

Universitas Cambridge juga menjalin hubungan akrab dengan kalangan bisnis teknologi tinggi di sekitar wilayah Cambridge, Inggris sehingga kemudian disebut sebagai “Silicon Fen” atau “Fenomena Cambridge”. Pada tahun 2004 dilaporkan bahwa Silicon Fen merupakan pemodal ventura terbesar kedua setelah Sillicon Valley di Kalifornia, AS. Berdasarkan perkiraan yang dilaporkan Februari 2006 terdapat sekitar 250 perusahaan baru mulai (startup company) yang aktif dan menjalin kerjasama penelitian dengan Universitas Cambridge dengan nilai sekitar US$ 6 miliar.

Mampukah universitas dan dunia akademis di Indonesia mengikuti jejak yang telah dirintis Universitas Cambridge? Bagaimana komentar Anda tentang topik ini? (ASW)