Topic : Academic
By Ari Satriyo Wibowo
Selama ribuan tahun orang mencari obat yang mereka harapkan akan mampu meningkatkan kekuatan mental sekaligus stamina. Dedaunan, akar-akaran dan buah-buahan dikonsumsi, difermentasi dan diasapi untuk meningkatkan kemampuan otak. Pencarian berlanjut hingga kini dengan perbedaan peran pengobatan alternatif kini telah digantikan obat yang berasal dari laboratorium farmasi dibandingkan obat yang berasal dari tanaman di hutan.
Manusia mencari obat untuk mengatasi penyakit Alzheimer, stroke dan penyakit demensia yang berhubungan dengan penyakit Parkinson dan Schizophrenia. Dengan menciptakan senyawa yang bermanfaat bagi penderita maka itu pun meningkatkan kesehatan mental pula.
Beberapa obat berfungsi meningkatkan fungsi kognitif otak. Mereka bekerja dalam proses syaraf yang melakukan aktivitas seperti perhatian, persepsi, pembelajaran, pengingat, kemampuan berbahasa, perencanaan dan pengambila keputusan. Laporan paling mutakhir berjudul “Brain science, addiction and drugs” di The Academy of Medical Science dari Inggris menunjukkan banyaknya obat-obatan yang beredar untuk meningkatkan kemampuan otak dan akan menjadi tren dalam dekade mendatang.
Sir Gabriel Horn, seorang periset di Universitas Cambridge menyatakan bahwa para ilmuwan kini sedang meneliti sekitar 600 obat-obatan untuk mengatasi kerusakan syaraf. Dua diantaranya yang terkenal adalah Ritalin (methylphenidate) dan Provigil (modafinil) yang mampu meningkatkan fungsi kognitif pada orang sehat. Provigil, misalnya, menambah kemampuan untuk mengingat beberapa digit ekstra pada fungsi daya ingat. Sebab umumnya orang dengan mudah mengingat angka random dengan tujuh digit tetapi susah untuk mengingat secara random yang berjumlah delapan digit. Selain itu, obat itu ikut memperbaiki kinerja seseorang dalam melakukan tugas perencanaan.
Awal tahun ini jurnal Nature melakukan survei secara informal dengan hasil sebagai berikut : Satu berbanding lima dari 1400 orang yang disurvei menunjukkan mereka mengonsumsi Ritalin, Provigil dan beta blockers (obat yang memiliki efek anti anxiety). Mereka menggunakannya untuk menstimulasi fokus, konsentrasi atau meningkatkan daya ingat. Sebanyak 62 persen responden memilih Ritalin dan 44 persen Provigil, yang diperoleh melalui resep dokter ataupun membelinya langsung melalui internet.
Salah satu yang berfungsi sebagai transmiter sel syaraf adalah Glutamate. Senyawa ini membuat switch pada otak berada dalam kondisi “on” (menyala) dalam bentuk sirkuit memori. Senyawa ampakines diketahui meningkatkankan aktifitas glutamate sehingga memudahkan proses daya ingat.
Cortex Pharmaceuticals, yang berabasis di Irvine, California, merupakan salah satu perusahaan yang mengembangkan ampakine. Salah satu senyawanya yang dikenal dengan kode CX717 sedang diujicobakan pada penderita Alzheimer lanjut usia. Tidak seperti caffeine, amphetamines and stimulan lainnya , CX717 tidak menimbulkan efek samping pada tekanan darah maupun peningkatan denyut jantung. Yang lebih penting lagi ampakine tidak menimbulkan efek kecanduan.
Uniknya, booster dari glutamate lainnya yakni D-cycloserine digunakan bukan untuk meningkatkan fungsi daya ingat melainkan justru menguranginya. Hal itu karena proses “unlearning” memiliki proses yang mirip dengan proses pembelajaran.
Pendekatan lain untuk meningkatkan fungsi kognitif adalah dengan menggunkan transmiter sel syaraf yang disebut Acetylcholine. Cholinergic neuron berfungsi untuk meningkatkan daya konsentrasi, fokus dan proses berfikir. Pada penyakit Alzheimer sistem cholinergic ini yang diperlemah.
Di masa mendatang segmen “Mind Expansion” ini akan menjadi bisnis besar. Kendati obat diciptakan untuk mengobati penyakit, namun sangat sulit mencegah penggunaan obat itu pada orang sehat yang digunakan untuk meningkatkan kemampuan otaknya.
Bagaimana pendapat Anda?
Sumber : "All On the Mind", The Economist, 22 Mei 2008
Tuesday, May 27, 2008
Cara Baru Meningkatkan Kemampuan Kognitif Otak
Subscribe to:
Comment Feed (RSS)
|