Topic : Academic. Business
By Ari Satriyo Wibowo
Dunia gandrung pada segala sesuatu yang sedang booming. Dan yang sedang booming saat ini adalah perubahan teknologi. Para pemodal ventura pun berbondong-bondong mengadu nasib meraih peruntungan. Pada tahun 1980-an mereka sukses menciptakan boom teknologi komputer, tahun 1990-an boom teknologi Internet dan awal tahun 2000-an terjadi boom di bidang bioteknologi dan nanoteknologi. Bagaimana tahun 2010-an ? Tampaknya booming akan terjadi di bidang energi.
Boom di masa lalu di bidang energi selalu mengandalkan pasokan energi berupa bahan bakar tertentu : mesin uap bertenaga batu bara, motor bakar bertenaga bensin, pembangkit tenaga listrik tenaga gas dan pesawat jet tenaga avtur. Beberapa dekade lalu harga batu bara masih murah, Gas alam juga murah. Tahun 1970-an, harga BBM juga masih murah. Akibat harga murah itu, daya inovasi di bidang energi menjadi berkurang atau minimal sekali.
Sekarang BBM tak lagi murah. Sampai pertengahan 2008 harganya melesat mencapai hampir US$ 140 per barrel. Demikian pula gas alam harganya mengikuti kenaikan BBM. Sementara, batu bara meski harganya masih murah kini terancam dikenakan pajak tinggi sebab merupakan penyumbang gas efek rumah kaca yang menyebabkan pemanasan global. Orang pun kemudian bepaling ke energi terbarukan dari angin dan tenaga matahari.
Pasar energi merupakan pasar yang besar sekali. Saat ini, penduduk dunia mengonsumsi sekitar 15 terrawatt daya listrik ( terawatt setara dengan 1000 gigawatts). Nilainya setara dengan US$ 6 triliun per tahun atau sekitar sepersepuluh output ekonomi dunia. Pada tahun 2050 diperkirakan kebutuhan listrik meningkat menjadi 2 kali lipat menjadi 30 terrawatt.
Energi terbarukan menjadi pilihan karena pembangkit tenaga surya atau angin tetap tidak akan membuat pembangkit listrik tenaga bata bara lantas tutup. Mobil listrik kelak juga kan berkembang karena makin efisien. Listrik yang dibutuhkan setara dengan membeli BBM dengan harga 25 sen per liter.
Energi terbarukan yang efisien kini juga menjadi incaran para jutawan di Lembah Silikon, Kalifornia. Elon Musk, yang menjadi salah satu penemu layanan Pay Pal, telah mengembangkan batere untuk mobil sport. Sementara pendiri Google, Larry Pages dan Sergey Brin menciptakan Google.org untuk mencari jalan menemukan energi terbarukan yang lebih muarah dari batu bara (atau mereka biasanya merumuskannya sebagai REC kepada teman-temannya).
Vinod Khosla, salah satu pendiri Sun Microsystems, memutuskan untuk menyediakan modal ventura untuk membiayai energi terbarukan.Tak ketinggalan Robert Metcalfe, yang menemukan sistem Ethernet untuk LAN dan Mr. Doerr dari Kleiner Perkins Caufield & Byers, salah satu pemodal ventura terkenal dari lembah Silikon. Sir Richard Branson dari Inggris juga tidak ketinggalan berpartisipasi melalui Virgin Green Fund.
Perusahaan besar lain yang tertarik terjun ke bidang energi terbarukan ini adalah General Electric (GE) yang sudah terjun di bisnis kincir angina dan tertarik terjun ke bisnis energi surya. Para periset di laboratorium GE di Schenectady, New York, sangat bersemangat sekali dengan kebebasan intelektual yang mereka peroleh untuk bekerjasama dengan perusahaan start up yang dikombinasi dengan ketersediaan dana untuk riset.
Sementara itu, BP dan Shell, dua perusahaan minyak besar dunia ikut menjadi sponsor riset akademis dan perusahaan kecil baru dengan ide cemerlang. Demikian pula Du Pont perusahaan kimia terbesar ikut terlibat. Hanya Exxon Mobile yang memutuskan tidak ikut dalam kegitan itu.
Negara berkembang pun tak ketinggalan. RRC sekalipun dikenal sebagai pemilik pembangkit listrik batu bara terbanyak juga memiliki pembangkit tenaga angin yang jumlahnya bakal meningkat menjadi duapertiganya tahun ini. RRC juga merupakan produsen panel surya terbesar kedua di dunia, belum termasuk sebagai prosen pemanas air tenaga surya di atas atap rumah yang besar pula.
Brazil sudah sejak lama dikenal sebagai produsen biofuel yang memasok 40 % kebutuhan bahan bakar mobil di sana dan bakal menjadi pemasok 15 % kebutuhan energi untuk pemabngkit tenaga listrik. Sementara, Afrika Selatan mengembangkan teknologi yang mampu menciptakan reactor nuklir sederhana yang aman --- yang meski nuklir bukan energi terbarukan tetapi bebas polusi karbon.
Yang jelas ada tiga pilar energi yang menarik saat ini yakni energi angin, energi surya dan penciptaan batere teknologi tinggi.
Bagaimana pendapat Anda?
Sumber : “The future of Energy” dan “The power and The Glory” , The Economist, 19 Juni 2008
Tuesday, June 24, 2008
Perubahan Radikal di Bidang Energi Segera Tiba
Subscribe to:
Comment Feed (RSS)
|