Topic : Academic
By Ari Satriyo Wibowo
Ada banyak sekali teori mengenai penuaan. Intinya, menerangkan terjadinya interaksi antara faktor genetik dan faktor lingkungan (polusi, gaya hidup dan radiasi). Selain itu, seiring dengan berjalannya waktu setiap organisme pasti mengalami perubahan. Hal itu disampaikan DR.Dr. CZ. Heriawan Soejoeno, SpD,KGer,MEpid dari PERGEMI (Perhimpunan Gerontologi Medik Indonesia) dan Unit Geriartri Bagian Ilmu Penyakit Dalam RSCM/FKUI dalam sebuah lokakarya lansia beberapa waktu lalu.
Teori pertama adalah Teori Mutasi Somatik. Akibat pajanan radiasi DNA tidak lagi membentuk protein sel yang semrstinya. Mitokondria sebagai pusat pembangkit energi sel apabila DNA terjadi mutasi tidak mampu lagi membentuk energi untuk sel. Akibatnya sel akan mati, jaringan akan rusak dan organ akan terganggu fungsinya.
Teori kedua adalah Teori Error yakni menyangkut kesalahan pembentukan protein. Kesalahan itu terjadi akibat berbagai macam sebab termasuk radiasi elektromagnetik. Apabila protein salah maka fungsi organ yang diemban akan terganggu. Hal itu kemudian diakumulasikan dari generasi ke generasi.
Teori ketiga adalah Teori Glikosilasi non-enzimatik yang mengkibatkan pembentukan protein abnormal. Kondisi itu mengganggu fungsi sel, mengganggu fungsi organ, mengganggu faal jaringan yang kemudian mengakibatkan organisme mati. Sampai sekarang belum ditemukan pencetus proses non enzimatis tersebut.
Teori keempat berupa Teori Neuro Endokrin yang menyangkut pernanan hormon dalam proses kehidupan. Menyangkut hipotalamus, hipofisis dan kelenjar anak ginjal.
Teori kelima adalah Teori Apoptosis. Menurut teori ini radiasi, toksin, HIV dan TNF menyebabkan transkripsi gen. Terjadilah perubahan kode genetik yang mengatur usia sel dan terjadi pula pembentukan beberapa enzim yang mengubah struktur cairan sel sehingga sel menyusut dan akhirnya mati. Akibatnya terjadi kematian sel yang terprogram dan perubahan tersebut terjadi secara turun menurun.
Teori keenam adalah Teori Imunologis. Proses menua seiring dengan penurunan kadar antibodi, peningkatan kadar natural killer cell serta penurunan faal sel limfosit-T.
Teori ketujuh adalah Teori Radikal Bebas. Teori ini cukup populer menyangkut kadar lemak tinggi. Akibatnya banyak ikatan atom yang mudah teroksidasi secara berlebihan. Kemudian terbentuk atom atau molekul yang susunannya tidak lengkap. Karena pengaruh medan magnet bumi kondisi atom menjadi sangat labil, reaktif dan mencari electron “pelengkap” . Kondisi itu merusakan struktur dinding organel di dalam sel (mitokondria) sehingga mengakibatkan kerusakan sel. Radikal bebas dapat dinetralisir dengan antioksidan alamiah. Namun, apabila radikal bebas terlalu banyak dan antioksidan kurang maka kerusakan sel tetap terjadi.
Teori kedelapan adalah Teori Telomer. Berdasarkan teori ini menyangkut ketidakmampuan melakukan replikasi ujung akhir kromosom membuat kromosom memendek yang berakibat pada kematian sel. Kondisi itu terjadi akibat sel kekurangan enzim telomerase yang berfungsi memperpanjang telomere (ujung akhir kromosom agar sel tidak mati).
Kesimpulannya, apapun teori yang dianut selalu ada unsur pengaruh atau peran genetik atau peran lingkungan (polusi, gaya hidup dan radiasi). Selain itu, ada pula upaya untuk memperbaiki faktor eksternal seperti upaya untuk menjadi tua dan sehat serta upaya mencegah penyakit degeneratif.
Bagaimana pendapat Anda?
Friday, June 6, 2008
Berbagai Teori Penuaan dari Dr. C Heriawan Soejono
Subscribe to:
Comment Feed (RSS)
|